“GFK 2018 dibandingkan 2017, Lenovo 12,8 persen market share. Kami ingin tumbuh hypergrowth, bukan naik berapa persen, tapi mau double tahun depan, 2018 ke 2019,” ujar Consumer Lead Lenovo Indonesia, Julius Tjhin, usai peluncuran di Jakarta, Selasa.
Menurut data pasar GFK pertumbuhan industri laptop gaming di Indonesia secara tahun ke tahun naik 126 persen. Sementara, data GFK menunjukkan pertumbuhan tahun ke tahun Lenovo adalah 455 persen.
"Berarti pertumbuhan kami bahkan lima setengah kali dibanding sebelumnya. Untuk pertumbuhan sendiri, kami lebih tinggi dibanding pertumbuhan pasar," kata Julius.
Lenovo baru membentuk subbrand gaming Legion pada Februari 2017. Selain Lenovo, produsen teknologi lainnya Asus dan Acer juga memiliki subbrand gaming, masing-masing ROG dan Predator.
Sebagai informasi, GFK melaporkan bahwa Asus menjadi pemimpin pasar laptop gaming Indonesia dengan market share sebesar 60 persen pada Januari 2019. Angka tersebut meningkat dari 57,6 pada periode yang sama di tahun sebelumnya, Januari 2018.
Untuk dapat bersaing di pasar gaming, Julius mengatakan Lenovo akan selalu menghadirkan produk Legion dengan spesifikasi terkini, misalnya dilengkapi dengan GPU GeForce RTX.
Tidak hanya itu, Julius mengatakan Lenovo akan menghadirkan produk dengan berbagai pilihan harga. Selain meluncurkan laptop gaming Legion Y740 di harga Rp20 juta-an, Lenovo juga memiki Legion Y530 yang dibandrol di harga belasan juta rupiah.
Lenovo juga memiliki desktop gaming, yaitu seri cube C730 dan seri tower T530 untuk para hardcore gamer.
Meski demikian, menurut Julius tren pembelian laptop saat ini ada di kisaran belasan juta rupiah.
“Secara volume memang masih di angka belasan (juta), pro gamer Rp25-30 juta ke atas tidak terlalu banyak. Memang di angka belasan (juta) banyak, bisa sampai 70 persen di pasar,” kata Julius.
Menurut laporan Newszoo bertajuk “Global Games Market Report 2018,” Indonesia menduduki peringkat 20 besar dari segi pendapatan sektor gaming, yaitu sebesar 1.130 dolar AS, mengalahkan Thailand di angka 692 juta dolar AS.
Pendapatan ini diraih dari besarnya jumlah gamer yang ada di Indonesia, mencapai lebih dari 47 juta gamer. Dari jumlah ini, sebanyak 47 persen berada di usia 21-35 tahun, yang berarti juga merupakan usia pekerja.
(Penulis: Peserta Susdape XIX/Arindra Meodia)
Pewarta: Peserta Susdape XIX: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019