"Hal ini sesuai amanat Sustainable Development Goals 2015-2030 yang menekankan pelibatan multisektor termasuk peneliti dan akademisi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, karena Indonesia termasuk negara yang dinilai rentan terhadap pengaruh perubahan iklim yang dapat memicu bencana alam," kata Sri Sunarti dalam diskusi bertajuk Peran Institusi Akademis dan Sains dalam Pembuatan Kebijakan Untuk Mengurangi Risiko Bencana dan Upaya Mengatasi Perubahan Iklim di Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, saat ini mulai ada peningkatan kebutuhan akan pertimbangan ilmiah dalam proses pembuatan kebijakan. Oleh karena itu komunitas ilmiah berperan penting dalam memperkuat kebijakan untuk mitigasi pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.
"Penting bagi kita untuk belajar dari pengalaman negara-negara Asia Tenggara tentang sejauh mana para pakar, akademisi dapat mendukung pembuatan kebijakan untuk mengurangi risiko bencana dan perubahan iklim," katanya.
Sri menambahkan, penyelenggaraan diskusi ini bertujuan untuk mencatat pengalaman para pakar dalam memberikan saran kebijakan yang mengurangi risiko bencana dan perubahan iklim yang relevan kepada pemerintah.
"Tujuannya mengidentifikasi tantangan dan memberikan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan kebijakan pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim," ujarnya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019