"Ada dua anjing pelacak yang kami turunkan untuk melakukan pencarian satu korban yang masih tertimbun longsor," kata Kepala Regu K-9 Polda Jatim Aipda Agos Sugianto di Kabupaten Jember.
Menurutnya, tim SAR gabungan membuat biopori, agar ada celah dan rongga-rongga untuk memudahkan anjing pelacak menemukan adanya tanda-tanda korban, namun sejauh ini masih belum ada hasilnya.
"Tadi ada indikasi satu titik, setelah dilakukan pencarian dengan anjing pelacak. Kemudian dilakukan pengerukan bersama dengan tim Basarnas Jember dan SAR lainnya, namun masih belum ditemukan korban pekerja tambang," ujarnya.
Sementara Kapolsek Puger AKP Sudaryanto mengatakan pihaknya mendatangkan dua anjing pelacak K-9 Polda Jatim untuk mempermudah menemukan lokasi korban yang masih tertimbun longsor karena penciuman anjing tersebut cukup tajam.
"Kami berharap dengan bantuan anjing pelacak, korban bisa ditemukan segera karena seluruh pihak yang terlibat yakni Basarnas, Polri, TNI, dan BPBD Jemner akan bekerja maksimal menemukan korban," katanya.
Ia menjelaskan korban diprediksi berada di sebelah timur lokasi longsor berdasarkan video detik-detik terjadinya longsor yang direkam warga, keterangan sejumlah saksi pekerja, dan kakak kandung korban, sehingga pencarian difokuskan di areal tersebut.
Gunung Sadeng yang merupakan pegunungan menjadi lokasi penambangan mangaan, batu kapur, dan bahan semen di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember tersebut longsor dan kejadian itu sebelum para pekerja memulai aktivitas kerjanya di penambangan kapur tersebut pada Senin (25/3) pagi.
Seorang pekerja tambang mangaan PT Cahaya Putra bernama Sucipto (45) warga Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember tertimbun longsor di gunung kapur tersebut dan dua pekerja lainnya yakni Ahmed Samosir (25) warga Kabupaten Karawang dan M. Nur Hasan (31) warga Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember mengalami luka-luka yang mendapatkan perawatan intensif di Klinik Graha Puger Sehat.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019