Namun, ahli dermatologi menyarankan kita mengenakan tabir surya agar kulit terlindungi paparan sinar matahari yang salah satunya bisa mencetuskan kanker kulit.
Hal ini memunculkan anggapan bahwa penggunaan tabir surya bisa menghalangi tubuh mendapatkan efek positif sinar matahari. Apa kata dokter mengenai hal ini?
"Tabir surya memberikan perlindungan, tetapi manfaat sinar matahari tetap bisa kita dapatkan. Yang kita cegah dengan produk (tabir surya) adalah efek sinar UV yang tidak baik misalnya menyebabkan burning, aging," ujar ahli dermatologi dari PERDOSKI Jakarta, dr Kardiana Purnama Dewi, SpKK di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, profesor dermatologi di University of Pennsylvania, Dr. Victoria Werth seperti dilansir Time beberapa waktu lalu mengatakan, menghabiskan sekitar satu jam per hari di bawah sinar matahari sambil memakai SPF 15 kemungkinan cukup untuk mendapatkan tingkat vitamin D di kisaran yang sehat.
Menurut dia, mencegah kanker kulit jauh lebih penting ketimbang asupan vitamin D yang rendah dalam tubuh. Hal ini karena vitamin D bisa juga diperoleh dari makanan seperti ikan, kuning telur, jamur dan makanan yang diperkaya serta suplemen.
Kardiana menambahkan, mengenakan tabir surya sejak pukul 08.00 hingga 17.00 untuk menghindari efek buruk sinar matahari.
Baca juga: Kapan harus pakai ulang tabir surya?
Baca juga: Pakai tabir surya SPF terlalu tinggi, mubazir atau tidak?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019