Badan Informasi Geospasial (BIG) mendorong peningkatan penyediaan data geospasial secara nasional yang lebih detail dengan skala 1:5.000.Kita ingin membuat penetrasi pemanfaatan informasi geospasial sampai pembangunan ke level-level bawah,
"Kita akan mempercepat pengembangan peta-peta dasar yang nasional dengan skala 1: 5.000," kata Kepala BIG Hasanuddin Zainal Abidin dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Informasi Geospasial 2019 yang bertema "Pembangunan Berbasis Informasi Geospasial", di Jakarta, Rabu.
Hasanuddin menuturkan pihaknya juga tetap melayani kebutuhan nasional yang memerlukan pemetaan dengan berbagai skala seperti untuk prioritas pembangunan infrastruktur dengan skala 1:100.000.
Dia menginginkan ke depan informasi geospasial lebih berperan dan lebih dimanfaatkan dalam pembangunan dari nasional hingga ke level tapak atau pedesaan sehingga pembangunan berbasiskan peta data informasi yang benar.
"Kita ingin membuat penetrasi pemanfaatan informasi geospasial sampai pembangunan ke level-level bawah," tuturnya.
Dia mengatakan pemetaan dengan skala 1:5.000 akan meningkatkan akurasi pada berbagai keperluan seperti untuk detail rencana tata ruang, bahkan untuk pemetaan pedesaan diperlukan skala 1:2.500 dan pemetaan lahan gambut dengan skala 1:2.500. Skala 1:5.000 menunjukkan satu milimeter pada peta sama dengan lima meter pada ukuran yang sebenarnya di lapangan.
Dia mengatakan hingga saat ini persentase pemetaan skala 1:5.000 yang bagus masih berada di bawah 20 persen, namun pihaknya ke depan ingin melakukan percepatan pemetaan dengan penggunaan radar.
Dia menuturkan untuk melakukan pemetaan nasional dengan skala 1:5.000, pihaknya menghadapi sejumlah tantangan antara lain anggaran dan sumber daya manusia.
Padahal BIG telah mengajukan pendanaan untuk pemetaan nasional dengan skala 1:5.000 kepada pemerintah, dan jika berjalan lancar, maka pemetaan dapat dimulai pada 2020 dan ditargetkan selesai sekitar tiga tahun kemudian.
"Kita sedang mengajukan dananya ke pemerintah, kalau everything is good (semuanya berjalan baik) mungkin tahun depan, Insya Allah 2020 mulai (pemetaan nasional dengan skala 1:5.000)," ujarnya.
Saat ini, BIG telah melibatkan pihak ketiga yakni perusahaan surveyor pemetaan namun juga masih terkendala dalam hal sumber daya manusia, di mana ada kurang dari 100 perusahaan surveyor pemetaan di Indonesia, di antaranya yang aktif sekitar 30 perusahaan sementara wilayah Indonesia yang perlu dipetakan sangat luas.
Baca juga: Kebijakan Satu Peta dinilai buat iklim investasi lebih baik
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019