Fashion dan desain adalah salah satu elemen penting ekonomi kreatif, menjadi tema utama dari Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI--Italia tahun ini,
Sejumlah 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah Mode KOEFIA di Roma mempelajari wastra Indonesia dan berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara dan karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week/Altaroma Juli 2019.
Dalam acara yang diadakan di KBRI Roma, Italia pada hari Selasa (26/3) dibuka secara resmi Dubes Indonesia di Roma, Esti Andayani, demikian Pensosbud KBRI Roma ,Veronika Vonny kepada Antara London, Rabu.
Dalam sambutannya Dubes mengatakan kerja sama dengan KOEFIA kali ini sangat tepat waktu, seiring dengan momentum Peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Italia, dengan tema perayaan adalah promosi kerja sama industri kreatif dan UKM. “Fashion dan desain adalah salah satu elemen penting ekonomi kreatif, menjadi tema utama dari Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI–Italia tahun ini,” ujarnya.
Dubes berharap mahasiswa KOEFIA dapat terinspirasi dari acara ini untuk proses kreatif selanjutnya, menghadirkan interpretasi atas nilai dan warisan budaya kain Indonesia dalam rancangan busana.
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Perwakilan RI, J.S. George Lantu mempresentasikan beragam wastra Indonesia termasuk batik, tenun, dan ikat. Ia menyebutkan sejarah, jenis, arti dan nilai-nilai penting dari wastra Indonesia dan mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang dan mencermati berbagai wastra yang tersedia.
Sementara demo membatik dilakukan Ranty Yustina Dewi, mahasiswi program Master dari Universitas Calabria.
Para mahasiswa antusias mencoba membuat gambar dengan canting dan malam di atas sehelai kain. “Menakjubkan sekali mempelajari pembuatan batik, cara pemakaian, serta arti yang berbeda dari berbagai motif.” ujar Caterina, salah seorang mahasiswa.
Sementara Adna, siswa lainnya mengakui belajar membatik ternyata sangat menyenangkan, batik penuh dengan warna dan keindahan alam persis seperti Indonesia, ujarnya.
Para pengurus dan amggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma dipimpin Ny. Lona Hutape memperagakan busana beragam jenis kain dan pakaian Indonesia dalam desain tradisional maupun modern yang mendapatkan apresiasi dari mahasiswa mode.
Sebagian mahasiswa yang hadir tampak serius mempelajari padu pada kain, cara dan seni memakai kain batik yang disampaikan Dubes Esti Andayani.
Direktur Sekolah Mode KOEFIA, Profesor Giovanni Di Pasquale menyampaikan apresiasinya atas kesempatan bagi para mahasiswanya untuk lebih dalam mengenal kain Indonesia, “Indonesia menghasilkan produk-produk yang sangat indah, kolaborasi antara kain Indonesia dengan kreasi dan tradisi Italia akan menghasilkan produk akhir yang luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu Bianca Lami, dosen senior yang pernah beberapa kali menjadi juri di Indonesia Fashion Week di Jakarta mengatakan mahasiswa telah mendapatkan pengalaman yang sangat autentik, memasuki atmosfer cahaya, kostum, warna, dan teknik kain Indonesia.
Hal ini merupakan landasan referensi yang penting untuk menciptakan koleksi yang bermakna sebagai meeting point Indonesia dan Italia, terutama dalam rangkaian Peringatan 70 Tahun hubungan kedua negara.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019