Kasubsi Operasi Kantor SAR Timika Syahril di Timika, Kamis mengatakan saat ditemukan delapan ABK KM Sinar SGP tersebut terombang-ambing di lautan dengan bertahan pada pada peralatan pelampung stereoform. Sementara kapal yang mereka tumpangi sudah tenggelam sejak Rabu (27/3) malam.
"Semua korban bisa kami temukan dalam keadaan selamat. Mereka semua sudah berada di Timika. Tidak ada yang cedera, hanya terlihat lemas mengingat mereka sudah semalaman terombang-ambing di laut," kata Syahril.
Identitas ABK KM Sinar SGP yang ditemukan selamat tersebut yaitu Melki Massu, Amaludin, Abi, Galir, Natanael, Beni, Melnan dan Nelson.
KM Sinar SGP dilaporkan mengalami kebocoran pada lambung kapal saat tengah mencari ikan di perairan sekitar Kampung Keakwa pada Rabu (27/3) petang.
Pemilik kapal, Ny Siti Butar Butar melaporkan kejadian itu ke Kantor SAR Timika pada Rabu (27/3) malam.
Setelah menerima laporan tersebut, Kantor SAR Timika mengerahkan KN 217 ditambah tiga perahu karet untuk melakukan pencarian ABK KM Sinar SGP yang posisi terakhirnya berada pada koordinat 04 46 873 - 136 27 28 atau sekitar dua mil dari Kampung Keakwa.
Namun upaya pencarian tidak berhasil lantaran tim SAR menemui rintangan berat yaitu kabut tebal dengan jarak pandang terbatas disertai hujan lebat.
"Lantaran kondisi cuaca tidak memungkinkan, kami memutuskan kembali. Sementara personel SAR yang menggunakan tiga perahu karet menyisir lewat pinggiran kali," jelas Syahril.
Selanjutnya pada Kamis pagi, tim SAR Timika beranggotakan 22 orang ditambah empat personel Kepolisian Perairan Mimika menggunakan KN 217 berupaya menuju ke lokasi musibah KM Sinar SGP.
"Tadi pagi kami baru bisa tembus, itupun kondisi cuaca di laut sangat ekstrim dengan tinggi gelombang 2-3 meter disertai hujan lebat. Cuaca ekstrim itu membuat peralatan randor kapal patah dihantam ombak sehingga kami memutuskan untuk menurunkan perahu karet untuk menyisir dari laut. Namun pada saat bersamaan ada informasi dari tim yang menggunakan perahu fiber mesin rangkap 2x40 PK bahwa mereka sudah menemukan dan menyelamatkan para korban," jelas Syahril.
Kondisi gelombang di perairan Arafura, katanya, dengan tinggi gelombang sekitar 2-3 meter itu cukup berbahaya untuk pelayaran kapal-kapal berukuran kecil seperti perahu motor penumpang maupun kapal pencari ikan.
"Memang sudah ada peringatan sebelumnya dari BMKG bahwa cuaca di laut cukup ekstrim sehingga semua yang hendak berlayar diminta untuk berhati-hati. Namun adakalanya peringatan yang disampaikan itu enggan diindahkan oleh pemilik atau operator kapal," ujarnya. ***3***
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019