"Alhamdulillah upaya yang dilakukan pemkab pada kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam ini mulai dirasakan oleh para perajin dan pengusaha batik di sini," kata Sekretaris Asosiasi Perajin Batik Tulis dan Bordir Pamekasan Ahmadi kepada Antara di Pamekasan, Kamis.
Ia mengaku, dampak promosi pada penjualan batik tulis Pamekasan itu sangat dirasakan oleh masyarakat perajin di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, karena desa itu merupakan sentra batik tulis di Kabupaten Pamekasan.
Hampir setiap hari, kata dia, pesanan batik tulis Pamekasan dari beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang selalu ada.
"Apalagi setelah Moseum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Bupati Baddrut Tamam dan tersiar luas melalui media massa online," kata Ahmadi.
Warga Desa Klampar ini menuturkan, peningkatan penjualan batik tulis Pamekasan memang tidak terlalu tinggi, yakni sekitar 15 persen dari sebelumnya.
Namun bagi Ahmadi dan para perajin batik lainnya di desa itu, peningkatan penjualan yang mencapai 15 persen itu sangat dirasakan di tengah kondisi ekonomi yang mulai lesu akhir-akhir ini.
Ahmadi menilai promosi melalui branding batik di mobil dinas milik Pemkab Pamekasan itu menjadi efektif, karena pemkab juga melakukan upaya-upaya promosi pendukung melalui internet.
Program "UMKM Go Online" yang merupakan kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, dinilai Ahmadi sangat membantu bagi perajin batik tulis di Pamekasan.
"Dan saat ini juga sudah banyak perajin dan pengusaha batik di Pamekasan ini yang berjualan melalui internet dengan bergabung dengan toko pedia, buka lapak dan sejumlah toko online lainnya," ujar Ahmadi.
Apalagi, sambung Ahmadi, promosi yang dilakukan Pemkab Pamekasan untuk mengungkapkan penjualan batik tulis di Kabupaten Pamekasan itu, tidak hanya melalui sarana media, akan tetapi juga dalam bentuk kegiatan.
Sejak pemkab menggencarkan promosi batik, kegiatan promosi berupa pameran ke luar daerah juga sering dilakukan.
Ornamen-ornamen kantor pemerintahan milik Pemkab Pamekasan termasuk di Pendopo Bupati Pamekasan juga dilukis batik tulis, sehingg menjadi daya tarik bagi siapapun yang berkunjung ke Pamekasan untuk membeli batik tulis Pamekasan.
Bupati Baddrut Tamam menyatakan, komitmen dirinya sengaja memberikan perhatian khusus pada batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan itu karena beberapa pertimbangan.
Selain karena Pamekasan memang merupakan pusat kerajinan batik terbanyak dan hasilnya terbaik se-Indonesia, juga karena ingin menjadikan batik sebagai identitas Kabupaten Pamekasan.
"Batik Pamekasan sebagai batik tulis terbaik se-Indonesia itu diakui oleh Kementerian Koperasi dan UKM termasuk Ratu Kemas dari Yogyakarta saat berkunjung ke Pamekasan beberapa hari lalu," kata bupati muda ini.
Jumlah perajin batik tulis di kabupaten ini, tercatat sebanyak 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, ekonomi usaha batik menyumbang 1-2 persen dalam sektor industri, lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 35,66 persen, kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 19,61 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Industri batik juga memiliki keterkaitan erat dengan beberapa program yang sedang dicanangkan Bupati, seperti industri kreatif yang menurutnya relevan pada era industry 4.0, maupun dengan program wirausahawan baru, serta beberapa program lainnya.
"Oleh karena itu, Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik di Kabupaten Pamekasan, dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik," katanya, menjelaskan.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019