"Terdapat sekitar 60 juta masyarakat dengan penghasilan menengah atas atau sekitar 23 persen dari total penduduk Indonesia," kata Victor Teja, Deposit, Insurance, Investment Sales and Distribution Head PT Bank UOB Indonesia di Jakarta, Kamis.
Data ini, kata Victor, juga menunjukkan masyarakat menengah atas memberikan kontribusi sebesar 40 persen dari total kekayaan rumah tangga.
Menurut Victor, potensi pemilik dana yang besar ini tentunya menuntut pengelolaan keuangan yang aman atau melalui pendekatan smart risk.
"Melalui pendekatan seperti ini pemilik dana dapat mempertimbangkan potensi imbal hasil investasi," ujar dia.
Victor menjelaskan, melalui pendekatan smart risk akan membantu nasabah atau pemilik dana menghadapi siklus pasar yang berbeda dengan bijaksana serta menyediakan solusi dan nasihat keuangan yang sesuai dengan kebutuhan.
Dijelaskan juga melalui pemahaman risiko sebagai pusat nasihat keuangan, nasabah akan terbantu dalam mengidentifikasi tingkat toleransi risiko yang berbeda bagi setiap individu.
"Melalui pendekatan ini, tim relationship manager secara berkala meninjau portofolio investasi nasabah, membuat alokasi aset yang dinamis, serta menyeimbangkan antara strategi taktis jangka pendek dengan solusi investasi jangka panjang," ujar dia.
Untuk perbankan fasilitas itu tidak hanya tabungan tetapi juga investasi, asuransi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kartu kredit.
"Terkait fasilitas itu kami sendiri punya UOB Wealth Banking yang juga dapat disandingkan dengan beragam fasilitas seperti pemeriksaan kesehatan cuma-cuma, diskon pembelian obligasi dan reksadana, diskon biaya kotak penyimpanan, dan tiket nonton gratis," ujar Victor.
Upaya itu, menurut Victor, diberikan untuk menjaring nasabah segmen menengah ke atas yang diperkirakan tahun 2019 semakin bertambah.
Pewarta: Ganet Dirgantara dan Citra Maharani Herman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019