Album split bertajuk "Skittle Alley & Annemarie" tersebut dirilis dalam bentuk kaset, dengan tujuan mengembalikan nuansa era saat kaset menjadi salah satu bentuk fisik dari karya band atau musisi.
"Awalnya gue punya dua obsi sih CD-R atau dalam bentuk kaset, tapi kenapa kaset karena gue suka sama rilisan fisik ya dan bukan berarti harus bentuk CD-R atau CD-Pro dan gue orang yang hidup dulu di zaman kaset," kata Eko saat dijumpai Antara, di Jakarta, Kamis.
Dalam album yang diluncurkan pada Maret 2019 itu, masing-masing band menyuguhkan dua lagu. "We Do" dan "Living In My Dream" dari Annemarie, sementara Skittle Alley membawakan lagu "It's Hard to Find Love" dan "Out of Breath".
Annemarie adalah band twee pop asal Bandung yang dibentuk sejak 2004. Pada 2005 mereka mengeluarkan album mini bertajuk "The Living Model" yang dirilis oleh label rekaman indie pop Swedia, Music is My Girlfriend.
Dua tahun kemudian, 2007, Annemarie menelurkan album "ABC On TV" yang dirilis oleh dua label rekaman Music is My Girlfriend dan Plastilina Records dari Peru.
Annemarie menyuguhkan alunan gitar "jangle pop" ditambah harmonisasi keyboard dan gaya suara Rima (vokal) yang cute sehingga berkesan ceria.
Sementara Skittle Alley merupakan band asal Peru, yang musiknya banyak dipengaruhi oleh band-band indie pop seperti Blueboy, Trembling Blue Stars dan Harper Lee.
"Suara" yang dibawa Skittle Alley lebih menegaskan pengaruh The Field Mice di dalam setiap musiknya.
(Penulis: Peserta Susdape XIX/Muhammad Adimaja)
Pewarta: Peserta Susdape XIX/Muhammad Adimaja
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019