“Sudah banyak yang datang menawarkan dengan harga miliaran, tapi saya belum menemukan yang pas. Sementara ini cukup tiga novel dulu lah," ujar Andrea Hirata dalam peluncuran buku "Orang-Orang Biasa" di Jakarta Selatan, Kamis.
Ia menolak memfilmkan novel terbarunya bukan karena nilai tawaran yang tidak sesuai, melainkan belum menemukan sineas yang benar-benar dapat memahami karyanya dari sudut pandang yang sama.
"Sineas punya cara pandang yang berbeda-beda, khawatirnya sineas gagal melihat apa yang saya perjuangkan dalam novel ini," kata penulis yang telah menerbitkan 10 novel itu.
Andrea kemudian menyinggung kesuksesan film "Laskar Pelangi" pada 2008 yang meraih banyak penghargaan, karena kesamaan sudut pandang antara penulis novel dengan pembuat film.
"Mengapa saya senang dengan Riri Riza dan Mira Lesmana memfilmkan 'Laskar Pelangi' karena mereka melihat 'Laskar Pelangi' sama seperti cara saya melihatnya, dapet gitu,” tuturnya.
Selain belum menemukan sineas yang sehati, kesibukan Andrea dalam mengurus persiapan penerbitan novel di luar negeri juga menjadi faktor tambahan yang membuatnya belum mau memfilmkan karyanya.
"'Orang-Orang Biasa' akhir tahun ini kalau tidak ada halangan akan terbit di Amerika, 'Sang Pemimpi' akan terbit di Jepang, bahkan 'Padang Bulan' mau terbit di Jerman,” katanya.
Kendati demikian, pria berusia 51 tahun itu menyatakan tetap membuka peluang memfilmkan karyanya apabila semua novel luar negerinya terbit dan menemukan sineas yang tepat.
Baca juga: Membaca "Sirkus Pohon", menyimak atraksi kehidupan
Baca juga: Andrea Hirata ingin Riri Reza kembali garap adaptasi novelnya
Peserta Susdape/Kuntum Khaira Riswan
Pewarta: Peserta Susdape/Kuntum Khaira Riswan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019