Mark mengenakan baju kaos hitam lengan pendek dan celana ponggol didampingi pemandu wisata, Aidil Adhari di Pantai Lhoknga, Aceh Besar terlihat mengambil beberapa tukik lalu melepasliarkannya bersama-sama warga pada aksi pelepasliaran 100 tukik.
"Ia senang melihat warga Aceh ikut membudidayakan dan melindungi spesies langka ini," kata Mark melalui pemandu wisata, Aidil Adhari usai melepasliarkan tukik tersebut.
Tukik hijau yang dilepasliarkan tersebut merupakan hasil budidaya SMA Negeri 1, Lhoknga, Aceh Besar
Aidil menjelaskan, wisatawan asal Inggris dan Mark sudah sering berlibur di Aceh yang menghabiskan masa liburnya di Pantai Lhoknga, Aceh Besar dengan aktifitas surfing.
"Dia bilang ombak di Pantai Lhoknga bagus dan sangat cocok untuk surfing. Dia juga senang dengan penduduk setempat karena ramah dengan wisatawan," ucap Kepala Pemuda Lhoknga itu.
Kepala SMA Negeri 1 Lhoknga, Aceh Besar, Elly Suzanna menyatakan, anak penyu hijau yang dilepasliarkan itu merupakan hasil budidaya sekolah setempat dan pihaknya mulai membudidayakan serta melepasliarkannya sejak tahun 2013.
"Kami terus menyosialisasikan penyelamatan penyu kepada generasi bangsa sejak dini agar spesies yang dilindungi undang-undang itu tidak punah," ujar Elly Suzanna.
Menurut dia, anak tukik hijau yang dilepasliarkan itu merupakan salah satu jenis penyu yang terancam punah. Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi penyelamatan spesies tersebut pada generasi bangsa.
Pihaknya berharap, anak penyu yang dilepasliarkan tersebut suatu saat nanti bisa kembali untuk bertelur ke pantai Lhoknga, Aceh dan Indonesia serta dunia secara umum.
Pelapasan anak tukik tersebut dihadiri puluhan siswa dan guru SMA Negeri 1 Lhoknga, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Azwar Abubakar, General Manager Lhoknga Plant PT SBA, Durain Parmanoan, wisatawan asing dan masyarakat setempat.
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019