Dibandingkan dengan Korea Selatan yang dikenal dengan film romantisnya dan Thailand yang unggul di film horor, genre unggulan film Indonesia lebih bervariasi.
"Film Indonesia itu lebih beragam karena Indonesia multikultur. Jadi justru kekayaan bahasa itu jadi kekayaan kita. Itu jadi salah satu kelebihan kita. Jadi untuk apa punya satu wajah," kata Sheila yang akrab disapa Lala dalam acara "Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent" di Jakarta, Kamis (28/3).
Sementara, menurut Ernest yang hadir dalam acara sama, film Indonesia yang masuk box office justru dari genre yang berbeda-beda. Selain itu, banyak juga film Indonesia yang tayang di berbagai festival dan mendapat penghargaan di luar negeri.
"Film kita sangat variatif komedi, romansa, action, horor tentunya, gue sampai saat ini belum bisa menentukan cirinya," ujarnya.
"Karena ragam kita luar biasa. Kayak film box office 'Dilan, 'Warkop'. Dari film festival, 'Marlina', 'Sekala Niskala', range-nya sangat luas sekali. Kalau ciri susah juga," jelas sutradara "Cek Toko Sebelah" itu.
Dalam kesempatan itu, Ernest juga menekankan bahwa penonton Indonesia saat ini sudah sangat kritis terhadap kualitas film yang mereka saksikan.
Para penonton bisa memilih dan membedakan mana film yang bagus atau tidak sehingga mendorong industri film Tanah Air untuk menghasilkan film berkualitas.
"Enggak usah mikirin film Korea begitu, film Thailand begini. Bikin film aja, yang penting penonton ketika nonton enggak kapok, kalau udah gitu kan bahaya," ujarnya.
Baca juga: Kemdikbud ingin HFN jadi momentum pemajuan film Indonesia
Baca juga: "Dilan 1991" kembali pecahkan rekor, begini tanggapan sutradara
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019