Sebanyak 20 lembaga lokal di Provinsi Papua Barat menerima dana hibah program Blue Abadi Fund (BAF) siklus kedua tahun 2019, guna mewujudkan pengelolaan Bentang Laut Kepala Burung secara berkelanjutan.Kawasan Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) ini merupakan rumah bagi 75 persen spesies terumbu karang dunia
Dana BAF yang diberikan bagi lembaga lokal guna mendukung kawasan konservasi Papua Barat tersebut disalurkan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) Sorong selaku administrator pengelola dana BAF.
Sorong Office Coordinator Yayasan Kehati, Eddy Sahputra di Sorong Jumat, mengatakan bahwa sebanyak 20 lebih mitra lokal Papua Barat tersebut telah melakukan penandatanganann kesepakatan program hibah BAF pada 21 Maret 2019.
Dia mengatakan, dana hibah BAF siklus kedua 2019 yang mencapai Rp25,2 milliar tersebut, siap dicairkan dan diberikan bagi 20 lembaga lokal mitra guna menjalankan program kerja masing-masing.
Dia mengatakan, program Blue Abadi Fund guna mendukung provinsi Papua Barat sebagai provinsi konservasi yang telah ditetapkan oleh Gubernur Papua Barat pada 19 Oktober 2015.
Ia menjelaskan, kawasan Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) terletak di Provinsi Papua Barat dan sebagian Provinsi Papua. Membentang seluas lebih dari 22 juta hektare, yang meliputi Teluk Cenderawasih, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Fakfak hingga Kabupaten Kaimana.
Menurut dia, kawasan ini merupakan episentrum segitiga terumbu karang dan pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Kawasan BLKB ini merupakan rumah bagi 75 persen spesies terumbu karang dunia.
Namun kawasan BLKB ini, kata Eddy, menghadapi tekanan berupa eksploitasi terhadap sumber daya alamnya. Kawasan BLKB juga terancam akan kehilangan spesies kharismatik yang menjadi kekayaannya.
"Ancaman ini tidak hanya akan menjadi derita ekologi, tetapi juga masyarakat yang mendiami dan menggantungkan hidupnya pada kawasan tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan kolaborasi pengelolaan kawasan BLKB telah dimulai sejak tahun 2001 oleh Conservation International (CI) Indonesia, The Nature Conservancy (TNC) dan WWF-Indonesia yang membangun kerja sama dengan berbagai mitra lokal, pemerintah daerah serta universitas.
Ia menambahkan bahwa pada Februari 2017, konsorsium tersebut meluncurkan program Blue Abadi Fund sebagai model pendanaan jangka panjang dan lestari bagi kawasan BLKB.
Sebagai pengelola dana yang bersumber dari Blue Abadi Fund tersebut, Yayasan Kehati telah menyalurkan lebih dari Rp26 milliar rupiah pada siklus satu yaitu sejak Juli 2017 sampai Desember 2018 kepada total 23 mitra di BLKB.
"Pada peluncuran dana BAF siklus dua 2019 total dana dukungan kurang lebih Rp25,2 milliar yang akan didistribusikan kepada 20 mitra lokal yang bekerja di Provinsi Papua Barat. Dukungan dana pada kedua siklus pertama ini didanai oleh hibah USAID kepada BAF melalui Conservation International," katanya.
Baca juga: Kontribusi "Kota Senja" Untuk Lingkungan Laut Dimulai
Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019