Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar Yuliardi Qamal menantikan penurunan harga tiket pesawat semua maskapai, sehingga mengatasi persoalan pengurangan kunjungan wisatawan ke suatu daerah.Saat ini, dengan harga tiket tinggi, mobilitas orang ke suatu daerah termasuk untuk berwisata berdampak sekali
"Saat ini, dengan harga tiket tinggi, mobilitas orang ke suatu daerah termasuk untuk berwisata berdampak sekali. Dengan demikian, berdampak pada kami di sektor perhotelan dan restoran," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menyebutkan saat ini baik secara nasional dan daerah ada penurunan tingkat hunian hotel karena dampak tingginya harga tiket pesawat. Penurunan tingkat hunian di kisaran 20 persen-40 persen.
"Pada 25 Maret 2019 lalu pihak PHRI pusat dan Menko Kemaritiman serta pihak lainnya sudah melakukan rapat koordinasi. Dalam rapat ini sejumlah kebijakan diambil. Saat ini sudah ada yang terealisasi dan kita berharap semua juga dapat diterapkan," papar dia.
Menurutnya, jika terlalu lama hal ini didiamkan tanpa ada solusi dari pemerintah maka sangat berdampak luas bagi perekonomian daerah dan nasional.
"Sektor pariwisata yang cukup luas akan tidak bergeliat dengan maksimal karena sedikit jumlah kunjungan. Bayangkan, berapa jumlah bahan pangan yang dihasilkan petani berkurang jika jumlah pengunjung sedikit," contohnya.
Pihaknya berharap untuk memajukan pariwisata harus didukung penuh oleh pemerintah. Apalagi pemerintah telah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik lebih maksimal.
"Biaya transportasi udara tentu memiliki peranan penting untuk kegiatan wisata. Jika ini terganggu maka akan terganggu juga dunia pariwisata di negeri ini. Semoga perlahan-lahan persoalan ini ada solusi," harap dia.
Sementara itu, Ketua Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Kalimantan Barat Nugroho Henray Ekasaputra mengatakan harga tiket pesawat yang saat ini tinggi akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun internasional.
"Sejak awal tahun ini harga tiket memang mulai dirasakan tinggi. Maskapai kita lihat dalam menjual tiket memaksimalkan harga batas atas. Itu tentu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai daerah di Nusantara atau wisatawan asing ke penjuru wilayah negara kita," kata dia.
Padahal, kata Henray, 60 persen aktivitas orang ingin berwisata dipengaruhi oleh harga tiket pesawat. Jika harga tiket tinggi tentu orang akan berpikir ulang atau akan sedikit memperhatikan untuk kegiatan berwisata.
"Apalagi ke Kalbar ini, saat hari kegiatan keagamaan dan hari besar sebelumnya saja tinggi. Jika dengan kondisi sekarang tentu akan jauh lebih tinggi," papar dia.
Baca juga: Garuda turunkan harga tiket dukung pariwisata dalam negeri
Pewarta: Dedi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019