"Memang harga gabah di Sleman saat ini pada kisaran Rp4.000 hingga Rp4.500 per kilogram. Namun, dengan harga Rp4.000 petani masih untung," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DP3 Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto di Sleman, Jumat.
Menurut dia, kualitas dan produksi beras di Sleman tergolong bagus. Sehingga pihaknya yakin jika harga gabah tidak akan sampai di bawah Rp4.000 seperti dua tahun lalu yang menyentuh harga Rp3.200 per kilogram.
"Kalau harga turun sampai di bawah Rp3.700 pemerintah melalui Bulog harus membeli gabah petani seharga Rp 3.700, itu sudah ada aturannya," katanya.
Ia mengatakan, dengan harga yang masih pada kisaran Rp4.000 justru membuat target Bulog untuk menyerap gabah petani menjadi terkendala karena harga yang tinggi di tingkat petani.
"Bulog kesulitan untuk menyerap gabah petani Sleman karena harga yang masih cenderung tinggi," katanya.
Rofiq mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menstabilkan harga gabah dengan mendorong petani agar melakukan budidaya secara terpadu.
"Selain itu kami bantu juga untuk bibit dan 'Plant Growth Promoting Rhizobacteria' (PGPR) untuk penguatan akar tanaman," katanya.
Ia mengatakan, luasan lahan panen di Maret-April ini ditargetkan bisa mencapai 16.212 hekatare. Dengan asumsi rata-rata satu hektar lahan bisa menghasilkan panen sebanyak 6 ton.
"Target luasan lahan panen semeleset-melesetnya 16.000 hektare, untuk total panen memang belum kami rilis karena juga harus menunggu hitung-hitungannya per ubinannya," katanya.
Seorang petani di Dusun Tinom, Sidoarum Godean Sakiman (60) mengatakan harga gabah kering panen pada Februari lalu bisa mencapai Rp5.500 lebih.
"Saat ini turun menjadi Rp4.000 untuk yang gabah basah dan Rp4.500 untuk yang kering," katanya.
Menurut Sakiman, beberapa daerah juga sedang panen raya sehingga dampaknya juga turut dirasakan hingga Sleman.
"Para pengepul membeli gabah dengan harga yang rendah. Tapi asal tidak di bawah Rp4.000 tidak masalah, kalau tidak laku ya digunakan sendiri," katanya.
Menurut dia, produktifitas lahan seluas 4.000 meter persegi bisa sampai 25 kuntal per masa tanam. Dalam satu tahun, dia bisa dua kali tanam padi.
"Total per tahun bisa 50 kuintal kadang lebih," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019