"Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,34 persen, tingkat kemiskinan maksimal 19,3 persen, dan IPM minimal 65,90," kata Menteri Bambang pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (Musrenbangprov) NTT dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi NTT Tahun 2020 di Kupang, Kamis malam.
Menurut dia, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi NTT cenderung di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional, kecuali di 2018 sedikit menurun. Kontribusi NTT terhadap ekonomi wilayah Nusa Tenggara sebesar 43,21 persen, sedangkan kontribusi terhadap ekonomi nasional sebesar 0,66 persen.
Sebagai pusat perekonomian di NTT, Kota Kupang menyumbang kontribusi sebesar 22,11 persen terhadap PDRB Provinsi, berbanding terbalik dengan Kabupaten Sumba Tengah yang hanya sebesar 1,09 persen.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi masih dipegang Kota Kupang sebesar 6,75 persen, disusul Kabupaten Belu sebesar 5,62 persen.
Dia mengatakan, sumber pertumbuhan utama NTT berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 29,19 persen, sektor administrasi pemerintah, pertanahan.
Dan jaminan sosial wajib sebesar 12,70 persen, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 10,59 persen, dan sektor konstruksi sebesar 10,59 persen.
Kontribusi sektor industri pengolahan di NTT cenderung meningkat, meskipun pertumbuhannya menurun di tahun terakhir.Sebaliknya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian menurun yang ter cermin dari nilai ekspor produk tambang tembaga dan konsentrat menurun sejak 2010-2016, katanya.
Baca juga: BPS: ekonomi NTT tumbuh 5,2 persen
Baca juga: Pariwisata jadi kekuatan ekonomi baru NTT
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019