"Pak Jokowi selalu terdepan dengan kejutan diksi penuh makna," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Sabtu malam, menanggapi pernyataan visi misi yang disampaikan capres 01 Joko Widodo dan capres 02 Prabowo Subianto, pada Debat Capres keempat.
Menurut Hasto Kristiyanto, "Digital Melayani" atau disingkat Dilan, ditampilkan sebagai kredo kemajuan tata pemerintahan yang akan dilakukan.
Dilan hadir sebagai gagasan realistis, mengedepankan modernitas berbasis teknologi digital dan penuh optimisme. Sebaliknya, kata dia, apapun tema debat, capres 02 Prabowo selalu berkutat pada persoalan korupsi stadium empat, namun tanpa ketegasan di dalam menindak enam caleg Gerindra yang terlibat kasus korupsi.
Tampilan debat kedua pemimpin ini, kata Hasto, tidak bisa dilihat dari lantang atau tidaknya berbicara, tapi dari gagasan otentik pemimpin yang di satu sisi menjawab persoalan bangsa dan di sisi lain menyampaikan visi terbaik demi kepentingan bangsa.
Baca juga: Jokowi singgung dia dituduh antek PKI
Baca juga: Prabowo singgung soal tuduhan dari sebagian pendukung Jokowi
"Gagasan Prabowo menciptakan pemerintahan yang kuat dan bersih langsung tereliminasi karena ketidakmampuan mendorong Gerindra terdepan dalam memberantas korupsi. Sementara pendekatan pertahanan hanya dari aspek memperbesar anggaran bukanlah solusi," katanya.
Sementara capres 01 Jokowi, menurut dia, lebih menampilkan pemahaman penguasaan teknologi, mengedepankan peningkatan sumber daya manusia (SDM) demi penguasaan rancang bangun industri persenjataan.
"Gagasan politik luar negeri Prabowo lebih kompromistis, bersahabat dengan semua negara, sementara Jokowi mampu menangkap esensi dasar politik luar negeri bebas aktif yang berpihak pada kepentingan nasional dan tanggung jawab mewujudkan persaudaraan dunia," katanya.
Hasto melihat, pada Debat Capres keempat, kembali menampilkan perbedaan karakter Jokowi yang visioner, fokus pada SDM, dan bertumpu pada kemajuan teknologi, sementara Prabowo tampil biasa.
"Hal yang menggembirakan, bahwa ideologi bangsa Pancasila diyakini sebagai pemersatu dan kesepakatan bersama, dan tidak ada satu kekuatan manapun yang bisa menggantinya," katanya.
Baca juga: Pandangan politik luar negeri antara Jokowi dan Prabowo
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019