Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyinggung pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) bahwa 20 tahun ke depan tidak ada invasi bersenjata dari negara lain.... Tidak boleh dalam pertahanan keamanan, kita tidak boleh (mengatakan) tidak akan ada perang, Si Vis Pacem, Para Bellum...
"Jadi, Pak Jokowi, saya waktu letnan dua masih muda. Saya juga dapat pengarahan dari jenderal-jenderal saya pada tahun 1974, (bahwa) dalam 20 tahun tidak akan terjadi perang terbuka," kata Prabowo, saat acara debat keempat calon presiden, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu malam.
Pensiunan letnan jenderal TNI AD itu pun menyatakan, pada akhirnya pada 1975 perang meletus di Timor Timur.
"Tahu-tahu tahun 1975 Timtim meletus saya, letnan dia, berangkat ke Timtim. Pak, yang memberi briefing kepada Bapak... Aduh.. aduh... aduh... Tidak boleh dalam pertahanan keamanan, kita tidak boleh (mengatakan) tidak akan ada perang, Si Vis Pacem, Para Bellum," kata Prabowo. Makna ungkapan dalam bahasa Latin itu adalah "untuk berdamai, kita harus siap berperang."
Sebelumnya, Jokowi menyatakan, anggaran pertahanan Indonesia lebih kecil dibandingkan negara-negara lain. Untuk negara dengan kekuaran militer sedang, secara rata-rata, anggaran pertahanan dinilai cukup ideal jika ada pada kisaran angka 2,0 persen GDP.
"Kalau tadi Bapak membandingkan kita dengan negara-negara lain. Anggaran kita lebih kecil tetapi saya masih meyakini dari infomasi inteligen strategis yang masuk ke pada saya, bahwa 20 tahun ke depan invasi dari negara lain ke negara kita dapat dikatakan tidak ada," kata Jokowi.
KPU menggelar debat keempat calon presiden yang berkompetisi dalam Pemilu 2019.
Debat diikuti calon presiden nomor urut 01, Jokowi, dan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Debat keempat ini mengambil tema ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan, dan hubungan internasional.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019