• Beranda
  • Berita
  • BKKBN kampanyekan gerakan kembali ke meja makan untuk keluarga

BKKBN kampanyekan gerakan kembali ke meja makan untuk keluarga

31 Maret 2019 11:38 WIB
BKKBN kampanyekan gerakan kembali ke meja makan untuk keluarga
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M Yani (kanan) bersama Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah (kiri) melepas balon sebagai tanda dimulainya Gerakan Kembali ke Meja Makan di Padang, Minggu (31/3). (Budi Santoso)

Media sosial membuat interaksi langsung bersama anggota keluarga menjadi berkurang dan saatnya mulai gerakan kembali ke meja makan sebagai sarana komunikasi keluarga,

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Padang, Minggu, melaunching gerakan kembali ke meja makan sebagai sarana keluarga berkumpul dan berkomunikasi.

"Gerakan Kembali Ke Meja Makan adalah upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M Yani saat dialog di Padang.

Ia mengatakan, media sosial membuat interaksi langsung bersama anggota keluarga menjadi berkurang dan saatnya mulai gerakan kembali ke meja makan sebagai sarana komunikasi keluarga.

Menurut Yani perkembangan teknologi internet membawa tantangan tersendiri bagi keluarga. Internet khususnya media sosial membuat interaksi sesama anggota keluarga berkurang karena padatnya aktifitas mereka internet mengubah pola asuh orang tua kepada anaknya.

Sosok orang tua kini tidak lagi menjadi referensi tunggal bagi anak karena banyaknya informasi yang tersebar di dunia digital.

"Ayah dan ibu jangan lupakan bahwa mereka masih ada tugas yang harus dijalankan yaitu menjadi teman, pembimbing dan contoh bagi anak-anak," tambahnya di hadapan sekitar 200 peserta.

Gerakan ini, menurut Yani tidak hanya diartikan harus berkumpul di meja makan tetapi yang terpenting adalah adanya waktu berkumpul bagi keluarga.

Ia mengapresiasi Gerakan 18-21 yang digagas di Pemerintah Kota Padang dimana pada jam 18.00 sampai 21.00 adalah waktu untuk shalat magrib dan isha berjamaah, mengaji yang dipimpin kepala keluarga, serta kesempatan anak belajar tanpa diganggu media sosial.

Pada waktu itu, orang tua bisa menanamkan nilai-nilai etika, kejujuran, sopan santun bahkan juga nilai pengembangan wawasan ekonomi.

Pada kesempatan sama, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, gerakan 18-21 memberikan kesempatan bagi orang tua untuk berkomunikasi dan memberikan bimbingan spiritual untuk memperkuat anak-anak menghadapi lingkungan sosial.

"Banyak anak-anak yang terjerumus narkoba dan miras karena kurangnya perhatian dan komunikasi dengan orang tua," ujarnya.

Nurul Afifah, kader Genre dari Kabupaten Agam yang hadir pada dialog itu mengemukakan, kumpul keluarga dalam satu meja makan merupakan sesuatu yang berharga karena ia mengakui selama ini kaum muda lebih banyak menghabiskan waktunya untuk komunikasi medsos.

"Saya kira kita perlu mematikan sejenak HP kita, saat kita kumpul bareng keluarga," tambahnya.

Hadir pada dialog itu Deputi III Kemenpora Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta yang beberapa saat sebelumnya melepas ajang sepeda santai bertajuk Gowes Nusantara 2019 di depan GOR Agus Salim Padang yang diikuti sekitar 6.000 pesepeda.

 

Pewarta: Budi Santoso
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019