Ketua Bawaslu Tanjungpinang Muhamad Zaini dalam dialog bertema "Membangun Peradaban Politik Dalam Menghadapi Pemilu" di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang, Minggu, mengatakan, peradaban politik selaras dengan budaya melayu yang perlu dikembangkan oleh seluruh pihak, salah satunya pihak kampus.
Tema dialog itu, menurut dia mengandung semangat yang tinggi sebagai upaya melahirkan pemimpin negara dan anggota legislatif dari program demokrasi yang santun dan berwibawa. Dialog itu pula bukan hanya terkait persoalan teknis, melainkan memiliki makna filosofi.
Dari kegiatan ini pula akan menunjukkan peran besar mahasiswa dalam mendorong pemilu tidak hanya demokrasi elektoral, melainkan memberi kontribusi terhadap masyarakat terkait pendidikan politik pemilu.
"Kami memberi apresiasi yang sebesar-besarnya atas ide dan gagasan dialog mandiri ini. Kegiatan ini menarik," ujarnya memuji mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Peduli Pemilu yang menyelenggarakan dialog tersebut.
"Pemilu bukan hanya ajang kontestasi, bukan sekadar demokrasi elektroral. Tujuan etis justru harus dicapai dari kompetisi yang sehat sehingga lahirnya anggota legislatif. Jangan sampai terjadi perubahan dari kompetisi menjadi konfrontasi," tambahnya.
Zaini menjelaskan peradaban adalah tamadun. Peradaban politik merupakan manifestasi perilaku yang baik dalam berpolitik. Politik sendiri bagian dari cara untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan kekuatan negara.
"Peradaban politik untuk melahirkan pemilu yang baik, kaya akan pendidikan moral politik. Gagasan ini perlu dikembangkan," tegasnya.
Sekretaris Daerah Tanjungpinang Riono, yang juga narasumber dalam dialog itu, mengatakan, pemilu santun dapat dicapai dengan cara tidak menyebarkan hoaks, tidak menebar kebencian, tidak melakukan politik uang.
Politik santun untuk pemilu cerdas dapat terwujud bila penyelenggara pemilu dan pemerintah menjaga netralitas dan profesionalitas, kontestan ikuti aturan, dan pemilih cerdas.
"Mahasiswa bisa berperan lawan politik uang, harus menjadi pemilih rasional bukan emosional.," katanya.
Ia menambahkan peran aparat keamanan sangat besar dalam menyukseskan pemilu. Masyarakat juga harus mendukung menciptakan pemilu damai untuk melahirkan pemimpin yang diharapkan rakyat.
"Media massa harus berperan dalam memberi informasi yang edukatif. Mahasiswa harus gunakan media sosial dengan baik, tidak menyebar berita hoaks," katanya.
Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang, Endri Sanopaka, yang juga narasumber dalam dialog itu mengatakan, mendekati pemilu seluruh mahasiswa harus lebih bijak dan cerdas menggunakan media sosial. Mahasiswa harus menjadi penggerak untuk melawan informasi dan berita hoaks.
"Jangan sampai ikut serta menyebarkan informasi dan berita hoaks," ucapnya.
Endri mengatakan persepsi negatif terhadap politik menyebabkan masyarakat kurang merespons pemilu. Padahal politik itu adalah strategi baik.
"Target dari kekuasaan yang diperoleh dari aktivitas politik adalah kesejahteraan rakyat. Ini yang harus dikawal," katanya.
Dalam dialog itu, Komisioner KPU Tanjungpinang Andri Yudi juga menyosialisasikan pemilu. Andri mendorong agar seluruh mahasiswa menggunakan hak suara.
"Tolak politik uang, tolak golput demi bangsa dan negara. Satu suara sangat berharga," katanya.
Dialog yang dihadiri sekitar 200 orang mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan pengurus partai itu semakin menarik ketika panitia menggelar kuis dengan hadiah yang menarik. Empat mahasiswa berhasil mendapatkan hadiah dari kuis terkait pengetahuan kepemiluan, dan 9 mahasiswa lainnya mendapat hadiah gelas KPU Tanjungpinang setelah berhasil menjawab pertanyaan seluruh narasumber.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019