Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur PT Pertamina, Gandhi Sriwidodo kepada wartawan di Kupang, Senin, mengatakan bahwa empat daerah yang akan mulai dibangun terminal LPG itu adalah Bima di Nusa Tenggara Barat, Ambon di Maluku, Jayapura di Papua, dan Kupang, NTT.
"Pembangunan empat terminal LPG ini dalam upaya meningkatkan ketahanan energi nasional, sekaligus mendukung program konversi BBM jenis minyak tanah ke LPG yang dicanangkan Pemerintah," kata dia.
Pembangunan terminal LPG tersebut akan memperkuat distribusi LPG di wilayah Indonesia Timur, salah satunya di Nusa Tenggara Timur yang selama ini distribusinya dari Surabaya, Jawa Timur.
Ia menyebutkan bahwa fasilitas utama yang akan dibangun di masing-masing lokasi Terminal LPG baru itu antara lain tangki "spherical" sebagai fasilitas penyimpanan utama, fasilitas pengisian LPG ke mobil tangki, dan dermaga untuk penerimaan LPG dari kapal tanker.
"Jalur distribusi LPG akan mengandalkan aspek laut sehingga lebih efisien dalam pengangkutannya," ujar dia.
Ia menambahkan bahwa pembangunan Terminal LPG ini merupakan tindak lanjut dari Penugasan Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 2157 K/10/MEM/2017 Tentang Penugasan Kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan Dan Pengoperasian Tangki Penyimpanan Bahan Bakar Minyak Dan Liquefied Petroleum Gas.
“Proyek pembangunan terminal LPG ini sepenuhnya menggunakan anggaran biaya investasi dari internal Pertamina yang telah dianggarkan sebelumnya,” tutur Gandhi.
Terkait kapasitas tangki LPG yang akan dibangun di setiap provinsi lanjut dia berbeda-beda. Terminal LPG Kyang di Kupang berkapasitas 2 x 500 metrik (MT) terminal LPG Bima berkapasitas 1 x 1.000 MT, sedangkan terminal LPG Ambon di Maluku akan dibangun dengan kapasitas 2 x 1000 MT dan Terminal LPG Jayapura di Papua akan dibangun dengan kapasitas 2 X 1000 MT.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019