• Beranda
  • Berita
  • Dampak MRT masih belum terasa terhadap kinerja properti

Dampak MRT masih belum terasa terhadap kinerja properti

2 April 2019 15:26 WIB
Dampak MRT masih belum terasa terhadap kinerja properti
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto (tengah) dalam paparan properti di Jakarta, Selasa (2/4/2019). (ANTARA/M Razi Rahman)
Pengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT) yang diresmikan beberapa waktu lalu dinilai belum banyak berpengaruh terhadap penjualan berbagai jenis properti seperti apartemen dan ritel.

"Pada saat pasar masih lesu seperti sekarang,  belum ada perbedaan antara tingkat penjualan antara apartemen yang dibangun sekitar MRT dengan apartemen yang berada di luar kawasan MRT," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Selasa.

Dengan kata lain, menurut dia, sekarang masih sulit untuk melihat dampak MRT terhadap kinerja sektor properti apalagi MRT juga baru saja diresmikan pengoperasiannya.

Namun, ujar dia,  ke depan diyakini potensi itu bakal meningkat seperti terlihat dari pembicaraan  beberapa pengembang di sekitar stasiun MRT bahwa sebenarnya banyak yang berminat untuk membeli unit apartemen di sekitar MRT, tetapi masalahnya para peminat itu belum mengambil keputusan untuk membelinya sekarang.

Ferry menyatakan, pihaknya berencana untuk membuat kajian mengenai dampak MRT terhadap kinerja berbagai sektor properti.

Rencananya, ujar dia, pengumpulan data akan dilakukan di kota seperti Bangkok yang sudah memiliki MRT sejak beberapa tahun terakhir ini.

"Kami akan lihat berapa jumlah traffic yang menggunakan MRT, pergerakannya berapa banyak dan potensinya berapa banyak. Report ini butuh persiapan kami butuh waktu lagi," katanya.

Namun, diyakini bahwa dengan adanya MRT maka kinerja sektor ritel yang terdapat di sekitar kawasan MRT juga diperkirakan bakal terus berdampak positif dan mengalami peningkatan.

Selain itu, dengan beroperasinya infrastruktur baru seperti MRT dan LRT maka harga sejumlah properti diperkirakan bakal naik sekitar 5-6 persen per tahun hingga 2021.

Sebelumnya, manajemen PT MRT Jakarta menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pengguna moda transportasi massal tersebut.

Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin di Jakarta, Kamis (28/3), Menurut dia, kehadiran pelaku usaha mikro kecil menengah itu juga diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi khususnya industri kecil dan sektor ritel.

Kamaluddin menjelaskan total ada 16 gerai UMKM yang akan beroperasi di lima stasiun Fase I MRT Jakarta rute Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus.

Kelima stasiun tersebut, yakni Lebak Bulus dengan enam gerai UMKM, Fatmawati ada 6, Stasiun Dukuh Atas terdapat 2, dan masing-masing 1 gerai di Stasiun Haji Nawi dan Stasiun Blok A.

Lima stasiun itu merupakan lokasi yang paling sesuai berdasarkan pertimbangan yang dilakukan bersama dengan konsultan dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019