• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: Hanya startup berekosistem yang berpotensi go public

Pengamat: Hanya startup berekosistem yang berpotensi go public

2 April 2019 15:35 WIB
Pengamat: Hanya startup berekosistem yang berpotensi go public
Aviliani

Jakarta (ANTARA News) -- Pengamat ekonomi nasional Aviliani menyatakan bahwa hanya perusahaan rintisan (startup) yang memiliki ekosistem saja lah yang berpotensi untuk melantai di bursa saham. Pasalnya, salah satu syarat sebuah perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) adalah wajib mencatatkan keuntungan selama dua tahun terakhir.

"Seperti kita tahu, biasanya startup tidak terlalu mencari untung, malah istilahnya cenderung bakar duit," ujarnya di acara Talkshow Interaktif Ekonomi & Bisnis yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis (IKAFEB) Unika Atma Jaya di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa.

Begitu banyak perusahaan rintisan yang di tengah jalan menemui kegagalan, dan bahkan harus gulung tikar karena tidak mampu mencatatkan keuntungan yang berkesinambungan akibat dampak persaingan bisnis yang berat.

Tak hanya dibutuhkan modal kuat atau strategi pemasaran yang mumpuni, perusahaan rintisan dinilai harus memiliki ekosistem riil untuk memaksimalkan pengusaan pangsa pasar.

Dilatarbelakangi tidak stabilnya neraca keuangan dan orientasi bisnis perusahaan rintisan, Avi berpandangan bahwa modal ventura, sejauh ini, masih menjadi opsi pemodalan terbaik bagi perusahaan rintisan.

"Karena bisnis startup berisiko gagal sangat tinggi, jadi VC yang ideal sebagai pemodalnya," lanjutnya.

Pasca begitu pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan di Tanah Air, tercatat sudah ada empat perusahaan rintisan yang sudah go public, yakni Kioson, MCASH, NFC Indonesia, dan Passpod. Bahkan, Kioson menjadi pelopor di kelasnya dengan mulai melantai sejak 5 Oktober 2017.

Sementara itu, Adjie Wicaksana, Co-founder & CEO Halofina, perusahaan rintisan yang bergerak di sektor teknologi finansial yang juga bernaung dibawah binaan IDX Incubator, menyatakan pihaknya siap go public pada tahun ini.

"Bagi kami, IPO bukan lah exit strategy. Kami menjadikan opsi ini sebagai opsi pemodalan jangka panjang," ungkapnya.

Berkantorpusat di Bandung, Jawa Barat, Halofina didirikan pada tahun 2017 dengan ambisi untuk meningkatkan literasi dan akses keuangan dengan menghadirkan solusi asisten virtual untuk membantu mengelola perencanaan keuangan pribadi.





 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019