Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Rabu, mengatakan pembangunan gedung sekolah tersebut oleh Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika dengan mendapat dukungan penuh oleh jajaran Polres Mimika mengingat sebelumnya di lokasi itu pernah diduduki oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB.
"Sekarang pembangunannya sudah 99 persen, tinggal penyelesaian akhir saja. Kami sudah melapor ke Bapak Bupati Mimika (Eltinus Omaleng). Kalau tidak ada hambatan sebelum Pemilu 17 April sudah bisa diresmikan sehingga bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar pada tahun ajaran baru Juli mendatang," kata AKBP Agung.
Gedung baru tersebut terdiri atas tiga ruangan yaitu dua ruang kelas ditambah satu ruang kantor/ruang guru dilengkapi dengan fasilitas MCK.
Meski masih kurang untuk bisa menampung dan menyelenggarakan pendidikan bagi siswa SD-SMP Negeri Banti, namun keberadaan fasilitas gedung sekolah tersebut dinilai sangat penting untuk membangun masa depan anak-anak Suku Amungme yang bermukim di Kampung Waa-Banti dan kampung-kampung sekitar itu seperti Opitawak dan Kimbeli.
"Bagaimanapun juga kami mengapresiasi langkah berani Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah mengucurkan dana pembangunan kembali gedung sekolah SD-SMP Negeri Banti yang pelaksanaannya di bawah kendali Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika. Memang fasilitas yang ada masih kurang, namun paling tidak sudah bisa membantu menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsa," kata AKBP Agung.
Di lokasi itu, dulunya sudah terbangun gedung sekolah SD-SMP Negeri Banti berkonstruksi permanen oleh PT Freeport Indonesia. Bersebelahan dengan gedung SD-SMP Negeri Banti, Freeport juga membangun sebuah rumah sakit megah bernama Rumah Sakit Waa-Banti yang pengelolaannya di bawah kendali Biro Kesehatan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).
Hanya saja kedua fasilitas umum itu kemudian dibakar hingga rata tanah oleh KKB saat menduduki wilayah Waa-Banti pada Februari 2018.
Sebelum membakar gedung sekolah dan rumah sakit Waa-Banti, KKB sempat menyandera ribuan warga nonPapua yang membuka usaha dagang berupa kios sembako di wilayah Banti, Kimbeli, Utikini Lama hingga area Longsoran dekat Kota Tembagapura pada Oktober 2017.
Sementara guru-guru dan petugas kesehatan di SD-SMP Negeri Banti dan RS Waa-Banti telah diungsikan terlebih dahulu menyusul serangkaian aksi penembakan yang dilakukan oleh KKB di sekitar Kota Tembagapura pada September hingga Oktober 2017.*
Baca juga: 300-an anak Kampung Banti Papua tidak bersekolah sejak sekolah dibakar
Baca juga: Pascapenembakan, PT Freeport tutup jalan ke Tembagapura
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019