"Ini adalah bagian dari bentuk komitmen kami, sebagai upaya meningkatkan ekonomi perempuan. Program pemberdayaan perempuan untuk kebangkitan ekonomi oleh KPKPST ini telah berjalan di belasan titik yang ada di wilayah Sigi dan Donggala bekerja sama dengan sejumlah LSM dalam maupun luar negeri," ujar Ketua KPKP-ST, Soraya Sultan di Palu, Rabu.
Salah satu organisasi non-pemerintah luar negeri yang terlibat bersama KPKP-ST dalam membangkitkan ekonomi perempuan korban tsunami Donggala ialah "Shanti Volunteer Association (SVA)" asal Negara Jepang.
Soraya Sultan mengemukakan, KPKP-ST bersama beberapa lembaga terkait berperan secara nyata dalam upaya membangun kembali Sulteng melalui penguatan-penguatan ekonomi berbasis gender.
Penguatan itu difokuskan kepada kelompok-kelompok usaha perempuan yang ada di masing-masing desa di Sigi dan Donggala. Hal itu agar kualitas dari produk usaha produksi yang dimiliki kelompok perempuan mempunyai nilai tambah dipasar.
Salah satu contoh usaha produksi yaitu pembuatan minyak goreng dari buah kelapa. Usaha ini di intervensi pengembangannya dengan memberikan fasilitas yang diyakini akan lebih menunjang kualitas produk dihasilkan semakin baik. Kelompok-kelompok binaan tersebut, pascamendapat bantuan terus mendapat pendampingan dan pembimbingan dengan melibatkan pemerintah, seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Koperasi dan UMKM.
"Tindak lanjutnya itu, berupa pendampingan selama satu tahun kedepan, dengan pelibatan berbagai pihak terhadap kelompok–kelompok usaha perempuan dalam binaan KPKPST," katanya.
Soraya mengutarakan KPKP-ST bersama SVA, selanjutnya akan melakukan pelatihan terhadap kelompok perempuan, untuk peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan agar pengembangan usaha/industri kecil menengah yang itu semakin memicu para kaum perempuan untuk lebih kreatif.
Terkait hal itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Donggala Aritatriana, menyampaikan apresiasi terhadap KPKP-ST.
Ia berharap melalui program tersebut nantinya para perempuan desa akan bisa sejahtera. Aritatriana mengaku bahwa pascabencana perempuan membutuhkan sentuhan pemberdayaan yang melibatkan para pihak dengan pendekatan peningkatan ekonomi lewat usaha kecil menengah.
"Saat ini memang hal itulah yang dibutuhkan oleh kaum perempuan, diantaranya motivasi serta dukungan penuh dari berbagai pihak agar mereka bisa bangkit kembali," kata Aritatriana.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019