Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menyatakan santri bisa bantu pemerintah untuk memberantas hoaks terutama yang bernuansa agama.
“Para santri bisa ikut berperan meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru tentang pemerintah yaitu pemerintah pro-komunisme, antek asing, anti Islam. Ini merupakan informasi yang tidak benar dan fitnah yang sangat berbahaya,” katanya di Aceh Besar, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya dalam kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan Kantor Staf Presiden (KSP) dengan tema “Bahaya Hoak Bagi Keberlangsungan Pembangunan Karakter Bangsa dan Perdamaian Aceh” di Dayah Mahyal Ulum al-Aziziyah Aceh.
Ia menjelaskan Pemerintah siap berkolaborasi bersama para santri untuk memerangi hoak yang berkembang di masyarakat.
Menurut dia ada tiga hoak terbesar yang paling dipercayai yakni bangkitnya komunisme, kriminalisasi ulama, dan serbuan tenaga kerja asing yang mengancam pribumi.
Ia mengatakan perlu kerja ekstra untuk menanggulangi hoak-hoak tersebut yang berkembang di masyarakat Aceh.
“Kami bahagia datang ke pesantren atau dayah di Aceh. Para santri bisa ikut berperan meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru tentang pemerintah,” katanya.
Menurut dia maraknya hoaks bernuansa agama di Aceh, sangat merugikan masyarakat karena bukan hanya bisa memicu perpecahan dan konflik horizontal di masyarakat, tetapi juga menghambat terdistribusinya program-program pemerintah yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan tersebut diikuti lebih kurang 250 santri yang berkumpul di Dayah Mahyal Ulum al-Aziziyah Aceh.
Ia mengatakan para santri dan mahasisa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam laporan riset mereka di bulan Januari 2019 bahkan menempatkan Aceh sebagai daerah dengan tingkat terpaan hoak tertinggi di Indonesia.
Menurut laporan Kementerian Kominfo, terdapat lebih dari 453 hoaks yang terverifikasi. Pemerintah bersama semua elemen masyarakat yang peduli pada bahaya hoaks ini, termasuk para santri, harus berkolaborasi untuk memerangi fitnah dan kabar bohong ini. Demi mewujudkan masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera.
Mursalin, salah seorang santri-mahasiswa peserta kuliah umum, menyatakan keprihatinannya pada maraknya hoaks di masyarakat.
“Ini sangat membahayakan bagi pembentukan karakter bangsa dan mengancam perdamaian Aceh yang sudah diperjuangkan dengan susah payah. Saya sebagai santri, bersama kawan-kawan santri Aceh lainnya, siap membantu untuk memberantas hoaks ini,” katanya.***2***
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019