• Beranda
  • Berita
  • Ratusan orang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Bandung

Ratusan orang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Bandung

4 April 2019 13:08 WIB
Ratusan orang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Bandung
Warga menggunakan perahu untuk melintasi banjir. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww)

Paling tinggi banjir di Desa Dayeuh Kolot, di sana ketinggian air mencapai 170 cm...

Sekitar 380 orang mengungsi akibat banjir yang merendam empat kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak malam dan dini hari.

"Totalnya ada 380 jiwa di dua kecamatan yang mengungsi. Semuanya itu termasuk lansia, balita, bayi, ibu hamil dan disabilitas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat.

Menurutnya di Kecamatan Dayeuh Kolot, ada sebanyak 187 jiwa yang mengungsi di dua tempat yakni Aula Desa Dayeuh Kolot dan Kantor RW 02 Desa Citereup.

Sementara itu, di Kecamatan Baleendah, 193 jiwa mengungsi di Gedung Inkanas.

Berdasarkan data pantauan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bandung sejak jam 08.00 WIB, banjir merendam empat Kecamatan yakni Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Bojongsoang dan Kecamatan Banjaran.

Sudrajat menyebutkan banjir disebabkan dari peningkatan tinggi air di Sungai Cikapundung dan hujan yang mengguyur sejak Rabu malam, menyebabkan air kembali meluap ke pemukiman warga.

"Paling tinggi banjir di Desa Dayeuh Kolot, disana ketinggian air mencapai 170 cm," kata dia.

Dia mengemukakan banjir di Kecamatan Bojongsoang setinggi 30 cm hingga 160 cm sementara itu di dua kecamatan lain yakni Kecamatan Baleendah dan Bojong Soang, banjir setinggi paha orang dewasa.

Sejauh ini BPBD Kabupaten Bandung akan terus melakukan pemantauan di daerah terdampak banjir.

Dia menuturkan pihaknya akan melakukan kordinasi dengan aparat setempat terkait penanganan banjir tersebut.

Banjir tersebut juga berdampak pada arus kendaraan di jalan raya daerah terdampak banjir yang mengalami kemacetan sehingga belum bisa dilalui.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019