"Hoaks itu bagian dari perbuatan mungkar, karena itu harus dilawan," KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya pada kegiatan "Dialog Cawapres KH Ma'ruf Amin dengan Pesantren Kampung Priangan Timur serta Penyerahan Akta Yayasan Pesantren dan ID Masjid, di Garut, Jawa Barat, Kamis.
Menurut Kiai Ma'ruf, saat ini ada saja orang yang mengaku alim, tapi cara berpikirnya menyimpang, dan bertindak ekstrim. "Padahal, agama Islam itu Rahmatan Lil 'Alamin. Agama Islam itu saling dan toleran," katanya.
Kiai Ma'ruf menegaskan, perbedaan pilihan dalam pemilu presiden adalah hal biasa, tidak perlu sampai terjadi tindakan kekerasan.
"Kalau tidak mau memilih saya, pilih saja Pak Jokowi. Kalau tidak mau memilih Pak Jokowi, ya pilih saya," katanya.
Kiai Ma'ruf menegaskan, pemilu presiden adalah proses pemilihan pemimpin nasional, tapi mengapa menjelang pemilu presiden dianggap seperti mau perang, bahkan ada yang dengan doa perang badar. "Pemilu presiden itu adalah proses demokrasi. Adanya perbedaan pilihan, adalah hal yang biasa," katanya.
Sementara itu, Ketua Relawan Jokowi Deui (RJD), Joko Suranto, dalam sambutannya mengatakan, bahwa RDJ dan pimpinan pondok pesantren kampung se-Priangan Timur, komit untuk menebar kebaikan dan mencegah kemungkaran.
"Kami sepakat, bahkan teman-teman di Priangan Timur konsepnya menebar ma'ruf melawan mungkar. Kemudian kita sampaikan kebaikan, semuanya tersenyum," katanya.
Joko juga menegaskan, pondok pesantren se-Priangan Timur akan selalu konsisten mendukung Kiai Ma'ruf untuk memenangkan pemilu presiden 2019.
Menurut Joko, pesantren yang ada di Priangan Timur siap menyatukan suara untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Dalam sikap dukungan kepada Capres-cawapres, kata dia, pesantren kampung se-Priangan Timur selalu berdampingan dengan RJD.
"Di sisi lain, kami mendapat informasi, pesantren-pesantren banyak kekurangan. Karena itu, jika Kiai Ma'ruf sudah terpilih sebagai wapres, diharapkan memperhatikan pesantren kampung," ujar Joko.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019