Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mendorong Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekontruksi setelah serangkaian gempa yang mengguncang daerah itu pada akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2018.
"Kita tidak ingin saudara-saudara kita tertinggal di daerah yang belum sepenuhnya pulih. Rehabilitasi, rekonstruksi, membangun rumah-rumah yang rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan harus diprioritaskan," ujar Menteri Bambang Brodjonegoro pada Musrenbang Provinsi NTB di Mataram, Kamis.
Ia menjelaskan proses rehabilitasi dan rekonstruksi sudah pasti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi NTB secara keseluruhan. Sebab, setelah gempa ia menyampaikan ekonomi NTB mengalami penurunan. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, kata Bambang, pertumbuhan ekonomi NTB mengalami penurunan, terkontraksi minus 4,56 persen di 2018. Apabila tanpa tambang, PDRB NTB tumbuh sebesar 3,08 persen.
"Perlambatan ekonomi non tambang disebabkan bencana alam yang menimpa NTB di triwulan III 2018. Sementara tambang dan penggalian mengalami penurunan di 2015-2018," ucapnya.
Tidak hanya itu, akibat turunnya ekonomi nilai ekspor NTB juga mengalami fluktuasi di 2012-2018, dengan komoditas utama bijih tembaga. Sebagai penyumbang perekonomian terbesar NTB, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat dalam tiga tahun terakhir. Begitu pula sektor perdagangan besar dan eceran meningkat dalam empat tahun terakhir. Meskipun, pertumbuhan PDRB ketiga sektor menurun di 2018.
Menurut Menteri Bambang, permasalahan NTB adalah pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat kemiskinan masih cukup tinggi, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) cukup rendah di bawah nasional, meskipun terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Kabupaten Sumbawa Barat berkontribusi paling tinggi terhadap PDRB NTB dengan sumbangan 18,61 persen. Berbanding terbalik dengan Kota Bima yang berkontribusi 2,95 persen terhadap PDRB provinsi. Rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi juga berasal dari Kabupaten Sumbawa Barat 23,48 persen, disusul Kota Mataram 5,67 persen," jelasnya.
Karena itu, agar bisa mengembalikan perekonomian NTB naik kembali maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB harus mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya pembangunan rumah-rumah bagi korban bencana gempa bumi.
"Perlu ada percepatan, sehingga masyarakat yang terdampak gempa bisa merasakan lebih cepat hidup layak, sehingga dengan sendiri laju perekonomian bisa kembali pulih," katanya. ***1***
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019