Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Tatang B. Razak mengatakan banyak peluang kerja bagi para pekerja profesional Indonesia di luar negeri.Kita tidak bisa cuma moratorium PRT tanpa memikirkan solusi kedepannya seperti apa,
"Permintaan (tenaga profesional) sangat tinggi dari Emirat Arab, Kuwait dan Arab Saudi," kata Tatang dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Pihaknya pun kini tengah gencar untuk melakukan kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah (G to G) negara lain terkait pemenuhan kebutuhan tenaga profesional Indonesia di luar negeri.
Hal ini dilakukannya sebagai salah satu solusi menyusul kebijakan moratorium pengiriman pembantu rumah tangga ke sejumlah negara di Timur Tengah.
"Kita tidak bisa cuma moratorium PRT tanpa memikirkan solusi kedepannya seperti apa," ujarnya.
Ia menyebutkan beberapa negara yang sedang membutuhkan tenaga-tenaga profesional Indonesia diantaranya Jepang, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Kuwait.
"Jepang mulai April 2019 membuka lowongan kerja bagi 345 ribu orang di 14 sektor. Itu peluang. Amerika Serikat butuh empat juta tenaga profesional. Dunia tergantung pada orang asing," katanya.
Tatang mengakui bahwa istilah tenaga kerja Indonesia (TKI) masih lekat dengan stigma negatif terkait pengiriman TKI dan beragam permasalahannya.
Maka itu, kebijakan moratorium pengiriman TKI sektor informal ke sejumlah negara di Timur Tengah diterapkan untuk mengurangi permasalahan pembantu rumah tangga dan pekerja kasar Indonesia di luar negeri.
"Kalau kirim pembantu, sama saja memperpanjang masalah. Kami coba mengatasi masalah demi masalah dengan moratorium. Sekarang yang kami kirim itu para tenaga profesional, diantaranya ke Oman, Selandia Baru, Jepang," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019