"Sudah dilakukan studi kelayakan dan proyek itu dikerjakan mulai pertengahan 2019," kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kabupaten Tangerang, Taufik Emil di Tangerang, Kamis.
Taufik mengatakan proyek tersebut melibatkan instansi terkait seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA), Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pemakaman (Perkim).
Namun masing-masing instansi itu memiliki fungsi yakni Perkim sebagai pengadaan tanah, DBM-SDA pembangunan konstruksi dan Bappeda sebagai pihak yang penyusunan disain pekerjaan secara menyeluruh.
Pihaknya belum dapat menjelaskan nominal anggaran dari APBD karena dua proyek itu dikerjakan bertahap mulai 2019 hingga 2023 dimulai dari atudi kelayakan dan dilanjutkan dengan pembebasan lahan.
Proyek tandon air atau kolam retensi itu telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten Tangerang termasuk besaran dana yang dikucurkan.
Ia mengungkap, dua kecamatan itu merupakan daerah rawan banjir akibat meluapnya Sungai Cimanceuri dan anak Sungai Cisadane sehingga diperlukan areal kolam untuk menampung sementara luapan air sungai.
Ketika musim hujan ribuan rumah penduduk di Tigaraksa diterjang banjir dan hamparan sawah dihantam air bah di Pakuhaji.
Kolam air itu juga nantinya berfungsi sebagai sumber air bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat karena dapat menampung dan mengurangi debit air akibat hujan.
Demikian pula ketika kemarau, air di kolam itu dapat pula dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan penduduk.
Dia menambahkan, tandon air juga dapat berguna sebagai destinasi wisata bahari seperti di dekat pusat pemerintahan dan daerah lainnya.
Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019