Orang-orang tersebut ditangkap di Kabul, juga memanfaatkan Twitter, Instagram dan Telegram dengan memakai akun palsu untuk menjaring para petempur dan mempromosikan Daesh, kata Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan.
Lembaga tersebut mengatakan para tersangka mengakui tuduhan itu, tetapi belum didakwa. Mereka merupakan bagian dari 16 orang yang ditahan karena terkait Daesh.
Penangkapan terjadi saat Facebook dan Twitter secara terpisah juga menyerap informasi perang antara India dan Pakistan.
Kelompok fanatik Afghanistan terkait IS yang biasa disebut IS Khorasan (ISIS-K) mengambil nama lama suatu kawasan yang mencakup Afghanistan, telah merekrut banyak petempur dari seluruh dunia termasuk negara-negara Barat.
Kelompok yang juga disebut Daesh mulai aktif di Afghanistan sejak 2015, dan bertempur melawan Taliban dan Pasukan Afghanistan serta pasukan Amerika Serikat.
Dalam operasi terpisah di Provinsi Nangarhar, yang terletak di Afghanistan Timur, pasukan tersebut menangkap 10 orang tersangka yang terlibat dalam pembunuhan dan pengiriman senjata serta bahan peledak.
IS muncul di Nangarhar di perbatasan Pakistan dan menjadi salah satu kelompok fanatik paling berbahaya di Afghanistan berdasarkan serangan pengeboman dan rumit.
Sulit untuk mengatakan berapa jumlah petempur IS di Afghanistan karena mereka sering berpindah kesetiaan, namun militer AS memperkirakan jumlah mereka sekitar 2.000.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasukan khusus Tunisia tembak tiga gerilyawan Daesh
Baca juga: Enam warga Malaysia terlibat ISIS ditangkap
Pewarta: Maria Dian A
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019