• Beranda
  • Berita
  • KBRI Brussel adakan dialog sawit di parlemen Eropa

KBRI Brussel adakan dialog sawit di parlemen Eropa

6 April 2019 18:39 WIB
KBRI Brussel adakan dialog sawit di parlemen Eropa
Ilustrasi - Pekerja hendak memanen sawit (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

...belum tentu produk yang tidak mengandung sawit lebih baik dari aspek kesehatan sehingga sering klaim tersebut menjadi sekedar trik pemarasan

KBRI Brussel menyuarakan aspirasi mengenai sawit lestari (sustainable palm oil) dalam dialog dengan tema “Palm Oil Free: Facts, Fiction, and Misleading Claims” di Kantor Pusat Parlemen Eropa, menjelang kunjungan Menko Perekonomian RI ke Brussel pada 8 – 9 April 2019.

Dialog ini juga mengangkat isu perbedaan pandangan di Eropa mengenai sawit sekaligus mengapresiasi upaya bersama untuk mempromosikan sawit lestari, termasuk oleh Indonesia.

Dialog yang dibuka anggota parlemen Eropa dari Komite Lingkungan Hidup, Alberto Cirio bertujuan membahas berbagai fakta, mitos dan klaim (yang secara ilmiah) tidak berdasar, sebagai bagian upaya kampanye negatif meluas terhadap sawit yang terjadi di berbagai negara Eropa.

Cirio menyampaikan masih banyak klaim yang salah arah terhadap sawit yang pada akhirnya memengaruhi persepsi masyarakat Eropa terhadap komoditas ini.
Baca juga: Menlu bahas kelapa sawit dengan Menlu Belanda
Baca juga: Indonesia inginkan investasi yang "baik" dari Uni Eropa

 

Perwakilan KBRI Brussel, Andi Sparringa menegaskan klaim negatif sawit oleh Eropa tidak diimbangi dengan perkembangan positif yang dilakukan Indonesia untuk mempromosikan sawit lestari.

Sebagai mitra sejajar, Indonesia dan Uni Eropa memiliki aspirasi yang sama untuk melawan perubahan iklim sehingga perlu terus perkuat kemitraan sawit lestari berdasarkan prinsip-prinsip UN Sustainable Development Goals (SDGs).

Akademisi dari John Cabott University, Prof. Pietro Paganini mengatakan secara ilmiah, banyak tuduhan negatif (klaim) terhadap sawit yang tidak berdasar dan membingungkan bagi konsumen, terutama terkait dengan kandungan saturated fat dan deforestasi.

Dalam studinya, disebutkan belum tentu produk yang tidak mengandung sawit lebih baik dari aspek kesehatan sehingga sering klaim tersebut menjadi sekedar trik pemarasan.

Sementara wakil dari European Palm Oil Alliance, Imkje Tiesinga menyebutkan apabila ada boikot terhadap produk sawit di Eropa, maka dapat dipastikan justru akan memperburuk deforestasi karena minyak tumbuhan selain sawit, justru membutuhkan areal lahan untuk produksi yang lebih banyak.

Hadir sebagai pembicara dalam dialog ini antara lain Alberto Cirio (anggota Parlemen dari Komite Lingkungan Hidup), Imkje Tiesinga (European Palm Oil Alliance), Prof. Pietro Paganini (Competere.eu), Giacomo Bandini (For Free Choice Institute), Aude Mahy (Attorney-at-law, Loyens & Loeff Brussels), dan Andi Sparringa (KBRI Brussel). Acara ini juga dihadiri berbagai anggota dan penasehat Parlemen Eropa.
Baca juga: Luhut pastikan pemerintah maksimal hadapi diskriminasi UE soal sawit
Baca juga: Data dan riset sawit domestik bisa jadi dasar gugatan Indonesia ke WTO

 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019