Bentuk sinergi kedua BUMN tersebut antara lain berupa pembuatan materi kampanye wisata Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar), mengingat tiga daerah ini merupakan magnet utama dan destinasi prioritas dengan ikon Candi Borobudur.
"Angkasa Pura I memiliki bandara dan di sisi lain TWC mempunyai konten wisata, sehingga kami melakukan sinergi membangun potensi bersama untuk menarik lebih banyak wisatawan," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan, pola kolaborasi ini meliputi pusat informasi pariwisata (tourism information centre) bersama, "joint promotion road trip dan joint merchandising".
Selain itu, Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo memiliki beberapa ‘branding spot’ potensial yang bisa dimanfaatkan oleh TWC untuk mempromosikan potensi wisata.
Direktur Utama TWC Edy Setijono menjelaskan bahwa Joglosemar merupakan pintu masuk bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Joglosemar, kata Edy, juga merupakan destinasi favorit bagi wisatawan yang mengikuti paket wisata jalur darat Jawa-Bali dan wisawatan kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
"Namun, saat ini masalah aksesibilitas masih menjadi masalah utama untuk mencapai target dua juta wisatawan mancanegara di tahun 2019," kata Edy.
Edy optimistis dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta yang nantinya akan menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia akan menjadi pintu masuk baru bagi wisatawan mancanegara maupun domestik untuk menjangkau wilayah Joglosemar.
Progres bandara
Mengenai proses kemajuan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), saat ini telah mencapai 90 persen untuk tahap operasional terminal internasional.
Sedangkan untuk operasional penuh, kemajuan pembangunan telah mencapai 45 persen. Pada pengoperasian terminal internasional, Bandara Internasional Yogyakarta akan melayani enam penerbangan internasional per hari yang dialihkan dari Bandara Adisutjipto.
"Penerbangan internasional ditargetkan dapat beroperasi pada akhir April 2019. Rinciannya dua penerbangan dari dan ke Singapura serta empat penerbangan dari dan ke Kuala Lumpur," kata Devy.
Bandara Internasional Yogyakarta ditargetkan mulai beroperasi secara penuh pada akhir tahun ini. Dengan luas terminal 210 ribu meter persegi dan panjang landas pacu 3.250 x 45 meter, bandara ini nantinya mampu mengakomodir pendaratan pesawat berbadan lebar. Bandara ini memiliki kapasitas 14 juta penumpang per tahun, sembilan kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019