"Lima tahun terakhir kakao petani tidak mendapat sentuhan dari pemerintah pusat," kata gubernur, di Palu, Minggu, terkait pengembangan kakao di Kabupaten Parigi Moutong yang pernah dipimpinnya selama hampir 10 tahun itu.
Guna mendukung progam pemerintah pusat menjaga ketahanan pangan nasional, Pemprov Sulteng sudah ikut terlibat mengembangkan komoditas padi, jagung dan kedelai pada subsektor tanaman pangan.
Sementara di subsektor perkebunan, kakao juga masih menjadi andalan petani untuk peningkatan ekonomi mereka.
"Saya sudah sampaikan keluhan-keluhan petani kakao kepada pemerintah pusat agar bisa ditindak lanjuti," ujar Longki.
Meski produktivitas kakao mengalami penurunan, namun komoditas itu masih menjadi primadona bagi petani di Sulteng, khususnya Parigi Moutong.
Kondisi kakao di Sulteng sebagian besar sudah tua sehingga produksinya kurang maksimal, perlu upaya peremajaan yang ditunjang dengan anggaran yang memadai.
"Anggaran kami di daerah sangat terbatas, sehingga pemerintah pusat perlu ikut terlibat dalam pengembangan sektor perkebunan khususnya kakao," harapnya.
Gubernur menilai, sejumlah kabupaten di Sulteng yang potensial di bidang perkebunan menggantungkan hidup mereka di komoditas kakao. Artinya petani menjadikan kakao sebagai sumber penghasilan utama.
Gubernur meminta, pemerintah pusat lebih bijak melihat potensi produk unggulan pertanian di setiap daerah khususnya di Sulteng. Jika daerah tertentu tidak cocok diterapkan pajala (padi jagung dan kedelai) maka akan sulit pengembangannya.
"Bukan saya mengkritisi kebijakan pusat mengenai program pajala, saya kira setiap kabupaten memiliki produk pertanian, kalau produk unggulannya di sektor perkebunan, kenapa tidak diprioritaskan sektor itu," katanya.
Pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi menghantam provinsi itu, Longki berharap, dua kabupaten yang terdampak parah, Donggala dan Sigi sebagai daerah pertanian perlu mendapat perhatian dari Kementerian Pertanian guna memulihkan kondisi pertanian Sulteng.
Sulteng salah satu daerah penyumbang besar terhadap pertumbuhan produksi kakao nasional dengan kontribusi sebesar 19,37 persen dan menempati urutan pertama dari enam daerah sebagai sentra kakao nasional.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019