• Beranda
  • Berita
  • Lindungi data nasabah, fintech pinjaman online harus siapkan IT andal

Lindungi data nasabah, fintech pinjaman online harus siapkan IT andal

8 April 2019 13:27 WIB
Lindungi data nasabah, fintech pinjaman online harus siapkan IT andal
Ilustrasi fintech. (Twitter.com)

Industri fintech pinjaman online saat ini berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu harus disiapkan berbagai antisipasi menghadapi tantangan ke depan

Pelaku industri fintech pinjaman online dinilai harus memiliki sistem informasi dan teknologi yang andal agar dapat melindungi data pribadi nasabah dari pencurian oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

"Industri fintech pinjaman online saat ini berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu harus disiapkan berbagai antisipasi menghadapi tantangan ke depan," kata pengamat ekonomi digital dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Menurut Fithra, agar keberlangsungan industri fintech pinjaman online terus terjaga maka perlu antisipasi kemungkinan pencurian data dengan melindungi server dan data nasabah.

“Peningkatan standar enkripsi menjadi salah satu poin penting yang harus segera dilakukan,” ujarnya.

Tantangan lainnya yang juga berpotensi terjadi pada industri fintech pinjaman online adalah ancaman kegagalan pembayaran.

"Perlu edukasi nasabah pinjaman online agar meminjam sesuai kebutuhan dan juga memperhitungkan kemampuan membayar sesuai dengan perjanjian yang sudah disetujui bersama dengan penyedia jasa," ujarnya.

Sementara itu, Senior Vice President Corporate Affairs UangTeman, Adrian Dosiwoda mengakui tiga tantangan yang dihadapi industri fintech pinjaman online di Indonesia, yaitu sistem teknologi informasi, nasabah, maupun juga rencana bisnis.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu pemain di industri fintech, UangTeman sudah melakukan berbagai antisipasi dan solusi menghadapi persoalan yang berpotensi merugikan industri.

“UangTeman secara rutin meng-upgrading sistem teknologi dan informasi untuk melindungi data nasabah dari potensi pencurian oleh pihak-pihak tertentu," ujar Adrian.

Selain itu, mengedukasi nasabah yang meminjam melalui UangTeman untuk melakukan pinjaman secara bertanggungjawab dan memperhitungkan kemampuan membayar saat jatuh tempo.

Dengan edukasi ini angka non-performing loan (NPL) yang dimiliki UangTeman berada pada level yang rendah dibandingkan dengan platform pinjaman online serupa.

Angka NPL UangTeman di tahun 2018 berada pada 2,9 persen sedangkan sejak tahun 2015-2018 rata-rata NPL UangTeman adalah 2,1 persen dan ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan platform serupa lainnya.

Ia mengharapkan, metode terbaik yang dimiliki oleh UangTeman untuk mengantisipasi berbagai ancaman di industri fintech pinjaman online dapat diterapkan pelaku lainnya, sehingga dampak negatif seperti gangguan layanan dan pencurian data pribadi nasabah dapat dihindari.

“Sebagai industri yang bergantung pada perkembangan teknologi informasi, maka ancaman selalu berkembang. Kami berharap langkah-langkah antisipasi yang dimiliki oleh UangTeman dapat juga diadopsi oleh para pelaku industri fintech pinjaman online lainnya," kata Adrian.

Baca juga: Satgas hentikan 168 entitas fintech dan 47 entitas investasi ilegal
Baca juga: Menkominfo dorong fintech tingkatkan inklusi finansial Indonesia

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019