Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Aceh akan mengoperasionalkan gudang pendingin di beberapa kabupaten/kota untuk penyimpanan ikan saat hasil tangkap melimpah sebagai upaya antisipasi anjlok harga ikan.Saat hasil tangkap melimpah, tentu harga anjlok. Hasil tangkap yang melimpah itu disimpan di gudang pendingin, tidak dijual, tetapi dijadikan stok
"Saat hasil tangkap melimpah, tentu harga anjlok. Hasil tangkap yang melimpah itu disimpan di gudang pendingin, tidak dijual, tetapi dijadikan stok," kata Kepala DKP Aceh Cut Yusminar di Banda Aceh, Senin.
Cut Yusminar menyebutkan, sejumlah gudang pendingin sudah dibangun di beberapa kabupaten/kota di Aceh. Di Antaranya di Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Simeulue.
Gudang pendingin yang sudah ada tersebut targetnya mulai dioperasionalkan tahun ini juga, sehingga ketika hasil tangkap nelayan melimpah bisa disimpan di tempat tersebut.
"Tujuan mengoperasionalkan gudang pendingin tersebut untuk menjaga harga ikan tetap stabil. Ketika hasil tangkap melimpah, sebagiannya disimpan dan dikeluarkan saat musim paceklik atau cuaca tidak baik," kata Cut Yusminar.
M Yusuf, pedagang ikan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Lampulo, Banda Aceh, menyambut baik dioperasionalkannya gudang pendingin untuk penyimpanan ikan tersebut.
"Kehadiran gudang pendingin tersebut akan sangat membantu kami pedagang ikan. Ketika ikan melimpah, sebagian bisa disimpan, sehingga harganya tidak anjlok," kata M Yusuf.
Begitu juga ketika musim paceklik maupun cuaca buruk yang menyebabkan hasil tangkap sedikit, pasokan bisa diambil di gudang pendingin, sehingga harganya tidak melonjak.
"Seperti sekarang itu, terkadang hasil tangkap melimpah, sehingga menyebabkan harga ikan murah. Kalau ada gudang pendingin, tentu sebagiannya bisa disimpan," kata M Yusuf.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019