Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa masalah kelapa sawit yang mengalami diskriminasi oleh Uni Eropa sudah menyangkut eksistensi bangsa Indonesia, sehingga semua opsi untuk memperjuangkannya sangat terbuka."Ini sudah menyangkut survival (eksistensi) kita, jadi semua opsi (any option) terbuka," ujar Luhut.
"Ini sudah menyangkut survival (eksistensi) kita, jadi semua opsi (any option) terbuka," ujar Luhut di Jakarta, Senin.
Semua opsi yang terbuka untuk memperjuangkan sawit itu berarti meliputi opsi pembalasan (retaliation) terhadap Uni Eropa (UE) terkait upaya diskriminasi sawit.
"Itu sudah menyangkut pada 20 juta petani sawit baik secara langsung maupun tidak langsung," katanya.
Menko Bidang Kemaritiman itu juga menjelaskan bahwa kendati opsi pembalasan kemungkinan akan menyebabkan kerugian signifikan, harga diri suatu bangsa merupakan prioritas utama.
"Memang menyakitkan, namun itulah harga diri suatu bangsa," tutur Luhut usai meluncurkan Program 1 Juta Nelayan Berdaulat.
Sebelumnya Menko Bidang Kemaritiman tersebut menyatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji langkah untuk melakukan pemboikotan terhadap beberapa produk Eropa sebagai pembalasan atas tindakan diskriminasi produk kelapa sawit dan turunannya.
Luhut beralasan bahwa pemerintah serius melindungi kesejahteraan petani dan jutaan orang yang bergantung pada bisnis sawit ini. Siapapun yang menghambat perkembangan industri sawit Indonesia akan pemerintah lawan, mengingat industri sawit ini perannya sangat signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan, juga dalam penyerapan tenaga kerja.
Ancaman serupa juga datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengancam untuk melakukan balasan kepada Uni Eropa jika kawasan itu memboikot produk kelapa sawit Indonesia.
Dia mengatakan jika Eropa menahan produk minyak sawit Indonesia melalui aturan, pemerintah juga bisa melakukan upaya yang sama kepada produk asal Eropa.
Menurut Wapres, industri kelapa sawit merupakan salah satu industri besar di Indonesia yang menyangkut sekitar 15 juta orang yang bekerja langsung maupun tidak langsung di komoditas itu.
Baca juga: Luhut : pemerintah sedang kaji boikot produk Eropa
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019