Dilansir Reuters, talenta muda Inggris itu juga mengaku tak ingin mencari sensasi atau menjadi wajah perlawanan terhadap tindakan rasial, namun ia hanya ingin menumbuhkan kesadaran orang banyak.
"Saya tidak berpikir untuk menciptakan perbedaan atau perubahan. Saya hanya bisa berusaha menumbuhkan kesadaran orang banyak," kata Sterling dalam jumpa pers di London, Senin setempat.
"Ini tentang berbicara apa yang anda alami dan mungkin sebagian orang merasa malu atas itu. Jika lebih banyak pemain yang mau bicara itu akan lebih baik," ujar dia menambahkan.
Baca juga: Presiden UEFA minta wasit hentikan pertandingan bila ada rasisme
Baca juga: UEFA buka penyidikan tindakan rasis suporter Montenegro
Ketika ditanya apakah ia mendukung wacana aksi walk-out atau meninggalkan lapangan ketika tindakan rasial terjadi, Sterling mengaku tidak setuju.
Menurut dia, tetap bermain dan berusaha meraih kemenangan adalah sikap yang lebih baik.
"Saya pribadi tidak akan menyetujuinya, sebab tetap bermain dan meraih kemenangan akan lebih 'memukul' mereka," kata Sterling.
"Mencetak gol atau memenangkan pertandingan, itu lebih baik dan akan mengalahkan mereka," ujarnya melengkapi.
Sterling termasuk salah satu pemain yang mendapat perlakuan rasial dari suporter Montenegro ketika membela Inggris dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020 pada Maret lalu.
Tindakan rasial dari suporter kembali menggejala di dunia sepak bola Eropa dalam beberapa waktu terakhir, antara lain memakan korban Callum Hudson-Odoi dan Moise Kean.
Baca juga: Mancini: aksi rasialisme terhadap Kean tidak dapat ditoleransi
Baca juga: Espanyol minta maaf atas ucapan rasis pegawainya
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019