• Beranda
  • Berita
  • 0,01 persen penduduk Jabar belum teraliri listrik

0,01 persen penduduk Jabar belum teraliri listrik

9 April 2019 12:25 WIB
0,01 persen penduduk Jabar belum teraliri listrik
Ilustrasi - Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) disaksikan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir (kanan) memasukan token pulsa listrik pintar pada acara bantuan penyambungan listrik gratis di Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (12/7). Pertamina bersinergi bersama PLN mendorong peningkatan rasio elektrifikasi dan perbaikan taraf hidup masyarakat, dengan memberikan bantuan penyambungan listrik gratis bagi 400 Kepala Keluarga (KK). Bantuan tersebut bagian dari program CSR Pertamina untuk membantu elektrifikasi bagi 5.000 keluarga tidak mampu dan difokuskkan di wilayah Jawa Barat Bagian Selatan. ANTARA JABAR/Adeng Bustomi/agr/18
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono mengatakan, rasio elektrifikasi di Jawa Barat sudah mencapai 99,99 persen sehingga tinggal 0,01 persen masyarakat yang belum teraliri listrik.

"Jadi begini, harus kita pahami bahwa rasio elektrifikasi Jawa Barat itu yang paling hebat di Indonesia, 99,99 persen. Tinggal 0,01 persen lagi," kata Bambang Tirtoyuliono di sela-sela peluncuran Program Konversi Kompor Gas ke Listrik di Gedung Sate Bandung, Selasa.

Dia mengatakan dari sekitar 48,2 juta penduduk Jawa Barat masih ada sekitar 260 ribu penduduk yang rumahnya belum dialiri listrik. "Nah ini yang harus kami selesaikan, kami menyelesaikan kolaborasi, multi pembiayaan. Bisa dari APBD, kemudian dari beberapa perusahaan yang peduli mau menyelesaikan," kata dia.

Bambang mengatakan ada dua wilayah di Jawa Barat yang rasio elektrifikasinya masih di bawah 93 persen, yakni Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya. "Tadi disampaikan bahwa rasio elektrifikasi terendah itu ada di Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya, itu yang akan kami jadikan fokus ke depan. Itu di bawah 93 persen. Itu yang akan kami prioritaskan," kata dia.

Menurut dia, Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

"Konsumsi listrik per kapita adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara," kata dia.

Hal ini, lanjut dia, diamanahkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional Pasal 8 huruf (d), bahwa salah satu sasaran penyediaan dan pemanfaatan energy primer dan energy final adalah tercapainya pemanfaatan listrik per kapita pada  2025 sebesar 2.500 kWh/kapita dan pada 2050 sebesar 7.000 kWh/kapita.

Menurut dia, kedua target tersebut adalah target nasional, namun demikian penetapan target nasional tersebut memberi amanah kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menargetkan pencapaian konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat minimum sama dengan target nasional.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan konsumsi listrik per kapita sebagai salah satu indikator pembangunan di Jawa Barat, khususnya di bidang ketenagalistrikan.

Dia mengatakan dalam rangka pencapaian indikator konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat.

Program ini merupakan inisiasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kebijakan Pemerintah kepada masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan komersial untuk menggunakan kompor listrik.

Selain untuk mendorong peningkatan konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat, Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat ini diluncurkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada elpiji.

"Dan hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik untuk mengurangi pemakaian gas," kata dia.

Dia menambahkan inovasi penggunaan kompor listrik tersebut dapat mengurangi impor gas yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gas elpiji tiga kg.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019