Daftar tersebut mencakup pesawat komersial hingga produk susu dan anggur minuman.
Dengan langkah itu, USTR mengatakan pihaknya sedang meluncurkan proses pembalasan atas kerugian senilai lebih dari 11 miliar dolar AS (sekitar Rp155,57 triliun) akibat subsidi yang diberikan EU kepada Airbus yang dilihat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menimbulkan "dampak merugikan" bagi Amerika Serikat.
Uni Eropa dan Amerika Serikat sudah berselisih selama lebih dari satu dasawarsa. Mereka saling menuduh memberikan bantuan secara ilegal bagi perusahaan-perusahaan raksasa pembuat pesawat, Boeing dan Airbus. Perkara mereka dibahas di WTO.
Kedua pihak tertangkap basah memberikan miliaran dolar subsidi untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis jet secara global.
Langkah USTR itu menandai peningkatan ketegangan saat Amerika Serikat berupaya menjatuhkan tarif tinggi terhadap berbagai produk EU.
USTR mengatakan Uni Eropa sendiri tidak mengubah posisinya atas sebagian besar subsidi serta memberikan bantuan tambahan sejak diperkarakan di WTO.
"Tujuan utama kami adalah untuk mencapai kesepakatan dengan EU guna mengakhiri subsidi-subsidi tak sejalan dengan aturan WTO kepada (perusahaan) besar pembuat pesawat sipil. Kalau EU menghentikan subsidi yang merugikan ini, tarif-tarif tambahan yang dikenakan AS akan bisa dicabut," kata Kepala USTR Robert Lighthizer dalam pernyataan.
WTO mengatakan tahun lalu bahwa pihaknya akan menilai permintaan AS untuk menjatuhkan sanksi miliaran dolar atas produk-produk Eropa sebagai balasan atas subsidi ilegal EU bagi perusahaan raksasa pembuat pesawat tersebut.
Amerika Serikat memperkirakan bahwa subsidi yang diberikan itu bernilai 11,2 miliar dolar dalam perdagangan. EU menampik menolak perkiraan tersebut.
USTR mengatakan akan mengumumkan daftar akhir produk setelah WTO melakukan penilaian atas klaim AS itu. Hasil penilaian diperkirakan akan keluar pada musim panas ini, menurut pernyataan tersebut.
Sumber: Reuters
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019