"Sudah dipersiapkan semua, besok buoynya mau diberangkatkan dengan Kapal Baruna Jaya untuk dibawa ke posisi sekitar anak Gunung Krakatau kemudian dilepas," kata Kepala BPPT Hammam Riza saat dihubungi Antara dari Jakarta, Selasa.
Buoy tersebut akan dibawa dengan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya milik BPPT.
Ia akan melepas keberangkatan Kapal Baruna Jaya untuk menjalankan misi terkait dengan pemasangan buoy dari Pelabuhan Tanjung Periok.
"Saya akan hadir di acara pelepasan kapalnya di Tanjung Periok kemudian nanti akan dipasang oleh tim yg sudah bersertifikasi," tuturnya.
Dia menuturkan buoy yang akan dipasang itu generasi ketiga yang dioperasionalkan, sehingga rencananya ada pemasangan buoy dalam bentuk konstelasi buoy di seluruh Indonesia.
"Ini adalah tahap langkah pertama," tuturnya.
Hammam mengatakan pada 2019, BPPT akan meluncurkan tiga Buoy untuk kawasan Gunung Anak Krakatau dan pesisir barat Bengkulu serta selatan Jawa Barat.
Selain buoy, BPPT akan memasang kabel bawah laut (cable base tsunameter) untuk melengkapi buoy.
"Kabel bawah laut ini penting untuk mendeteksi tsunami yang sifatnya dekat, atau near field tsunami," ujarnya.
BPPT akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian RI untuk pemasangan pengamanan peralatan teknologi yang akan dipasang itu.
Ia mengimbau masyarakat menjaga buoy ketika sudah terpasang dan tidak melakukan vandalisme.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019