PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina Hulu Energi, Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu (BOB PT BSP-Pertamina Hulu), berhasil menemukan cadangan minyak dari Sumur Benewangi #J-01 pada triwulan I 2019.Kami akan terus melaksanakan kegiatan eksplorasi hulu migas. Tahun ini kami juga mentargetkan untuk dapat menyelesaikan survei seimik 2D sebanyak 31,000 km di daerah frontier Indonesia, dan mulai menyiapkan survei seismik 3D di WK eksplorasi Maratua.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu menjelaskan dalam rangka menambah cadangan minyak dan gas bumi (migas), Pertamina melalui anak usaha sektor hulu bergerak secara progresif untuk menemukan cadangan baru, baik di dalam dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu. wilayah kerja yang ada maupun melalui upaya "new venture" yang difokuskan lima area eksplorasi baru.
Untuk Benewangi, tajak sumur yang selesai pada awal 2019 ini, memiliki rate 540 barel minyak per hari. Khusus untuk pengembangan Benewangi, tambah Dharmawan, Pertamina Hulu Energi telah mengidentifikasi beberapa prospektif basement play yang berada di wilayah kerja sekitarnya dengan perkiraan prospective resources sekitar 500 MMBO. Prospek ini mempunyai petroleum system yang sejenis dengan Benewangi.
Selanjutnya, pada Februari 2019, PT Pertamina EP juga berhasil menemukan cadangan migas dari sumur Randuwangi di kawasan Subang Jawa Barat, yang diperkirakan sebesar 15 MMBOE. Pada kwartal ini Pertamina EP juga berhasil menemukan cadangan gas dan kondensat di area Pertamina EP Asset 4 di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Menurut Dharmawan, penemuan sumur eksplorasi Morea-001 ini merupakan kelanjutan dari penemuan cadangan dari pemboran eksplorasi tahun lalu di struktur Wolai dengan contingent resources sekitar 250 miliar kaki kubik gas (BCFG) plus beberapa juta barel minyak (MMBO). Penemuan cadangan Migas baru struktur Wolai tahun lalu dan dari struktur Morea saat ini, akan menjadi menambah keyakinan Pertamina dalam kegiatan eksplorasi baik seismik maupun pemboran, serta melaksanakan akselerasi dan sinergi program EOR (Enhanced Oil Recovery) demi menambah cadangan migas.
"Kami akan terus melaksanakan kegiatan eksplorasi hulu migas. Tahun ini kami juga mentargetkan untuk dapat menyelesaikan survei seimik 2D sebanyak 31,000 km di daerah frontier Indonesia, dan mulai menyiapkan survei seismik 3D di WK eksplorasi Maratua. Hal ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan cadangan migas dan menjaga keberlanjutan produksi nasional sekaligus ketahanan energi nasional," kata Dharmawan.
Pertamina sendiri berupaya terus memperkuat bisnis hulu dengan melakukan pendekatan yang tidak biasa untuk meningkatkan cadangan dan produksi Migas perusahaan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah program pengeboran dua kali lipat dari tahun lalu sejumlah 346 sumur.
Salah satunya adalah membuka akses wilayah kerja baru Maratua di wilayah Kalimantan Utara.
“Untuk eksplorasi lapangan baru, kami memiliki komitmen pasti investasi. Perseroan menyediakan dana investasi lebih dari 200 juta dolar AS untuk program seismik. Operasi pengembangan lapangan dilakukan untuk memastikan cadangan yang ditemukan bisa berubah menjadi produksi, yang belum terbukti menjadi terbukti. Cadangan yang belum dibor, akan dibor untuk membuktikan adanya cadangan Migas,” katanya.
Dharmawan menambahkan, tahun 2019 dari total sumur yang menjadi prioritas, terdapat 27 sumur eksplorasi di wilayah kerja existing dan 319 sumur eksploitasi. Pengeboran sumur tersebut akan menerapkan teknik yang non-tradisional.
Baca juga: Pertamina temukan cadangan minyak baru di Sumur Benewangi
Baca juga: Pertamina EP : Keberhasilan produksi Sukowati harus disertai penemuan cadangan
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019