"Tradisi wiwitan merupakan ritual tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi," kata Ketua Desa Budaya Wedomartani Mujiburahman di sela kegiatan wiwitan.
"Wiwit itu artinya mengawali. Jadi ini tradisi wiwitan untuk mengawali panen padi," ia menambahkan.
Mujiburahman menuturkan tradisi wiwitan merupakan bentuk keseimbangan hubungan antara manusia dan alam. Tuhan menganugerahkan alam kepada manusia, dan manusia bertugas mengelolanya dengan baik.
"Sebagai ungkapan syukur, manusia mengembalikan sebagian dalam bentuk tasyakuran. Ya wiwitan merupakan salah satu wujud bersyukur," katanya.
Dalam upacara tradisi turun-temurun itu, sekitar 50 petani yang mengenakan pakaian adat Jawa membawa uborampe (perlengkapan) seperti ingkung ayam, jajan pasar dan tumpeng menuju areal persawahan.
Upacara wiwitan dimulai dengan kirab, lalu dilanjutkan dengan pemotongan padi, dan menyantap bersama hidangan uborampe upacara.
"Selama prosesi berlangsung diselipi doa agar hasil panen bisa maksimal," katanya.
Mujiburahman mengatakan warga daerah Wedomartani sepanjang tahun mendapat karunia panen melimpah dari lahan pertanian yang luasnya total 20 hektare lebih.
"Rata-rata per hektarenya mencapai 8,7 ton gabah kering panen," katanya mengenai produktivitas lahan pertanian Wedomartani.
Baca juga: Yogyakarta akan hidupkan tradisi budaya Kalang
Baca juga: Ratusan warga Yogyakarta ikuti tradisi "mubeng beteng"
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019