"Empat hari lalu ternak saya yang diserangnya. Sapi saya yang terikat sudah terluka dan berdarah sebelum dilepaskan ke padang rumput di kebun. Selain itu juga ditemukan jejak serta harimaunya sempat terlihat," kata warga Lubuak Gadang Utara Yuswardi Kayo (50), di Padang Aro, Kamis.
Dia mengaku sering menemukan tanda-tanda kehadiran harimau masuk ke perkampungan bahkan juga menemukan jejak khas dari kaki harimau itu di sekitar tambatan ternaknya.
Jejak kaki harimau tersebut, katanya, masih terlihat baru saat ia hendak melepas sapinya.
"Awalnya saya curiga ada yang menjahili sapi saya tetapi setelah diperhatikan ternyata banyak jejak harimau di sekitar tempat tambatannya," katanya.
Saat ini, warga setempat telah mulai mengaktifkan ronda malam dan berjaga-jaga untuk menangani teror harimau.
Warga lainnya Novir, (37) mengaku juga sempat melihat jejak harimau di Bariang, tepatnya tiga hari sebelum kabar ternak sapi Suwardi diserang.
"Waktu itu saya pulang mengantar anak ke sekolah dan mendengar suara bergerak di semak-semak ketika ditelusuri, ternyata ada jejak harimau bersamaan dengan jejak babi hutan yang masih baru. Bahkan juga terlihat sepintas harimau itu setinggi pinggang saya," jelasnya.
Wali Nagari Lubuk Gadang Utara, Syafrudin R, mengatakan telah menerima informasi dari warga terkait keberadaan harimau.
Dia mengaku belum bisa memastikan hewan apakah yang menyerang sapi milik warga di Bariang itu tetapi berdasarkan laporan warga, memang ada yang pernah melihat seekor harimau.
"Kami telah menerima laporan masyarakat atas adanya dugaan serangan harimau terhadap sapi milik salah seorang warga itu dan sudah kami teruskan ke LSM yang bergerak di bidang konservasi Indonesian Conservation Society (ICS) untuk diteruskan pula ke Pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar," katanya.
Akan tetapi, katanya, sampai hari ini atau memasuki hari kelima setelah kejadian yang meresahkan itu, belum terlihat tanggapan pihak terkait.
Dia berharap, laporan tersebut ditindaklanjuti segera agar warga tidak melakukan tindakan sendiri untuk mengatasinya.
"Saat ini masyarakat masih berjaga di sekitar lokasi dan kami khawatir warga melakukan tindakan sendiri untuk mengatasi binatang buas yang diduga harimau tersebut," ujarnya.
Kepala Seksi BKSDA wilayah III Sumbar, Suraji saat dihubungi melalui telepon selular mengatakan, telah menerima laporan mengenai masuknya harimau ke perkampungan warga dan dugaan menyerang hewan ternak tersebut.
"Kami masih menunggu laporan resmi dari pihak nagari disertai bukti berupa foto dokumentasi dan disampaikan lewat laporan tertulis," katanya.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang menangani laporan beruang yang masuk ke pemukiman warga di Sangir Jujuan.
"Tim kami yang di Sangir Jujuan nanti juga akan memantau keberadaan harimau ini tetapi sebaiknya ada laporan resmi dari Wali Nagari," ujarnya.
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019