Dalam industri 4.0, dikenal lima teknologi dasar yang perlu dikuasai, di antaranya artificial intelligence, internet of things (IoT), wearables (augmented reality dan virtual reality), advanced robotics, dan 3D printing.
“Dari lima teknologi tersebut, IoT merupakan yang paling fundamental dan membutuhkan koneksi internet yang sangat cepat,” kata Direktur Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Teknologi IoT mendorong industri untuk bertransformasi memanfaatkan teknologi digital dan internet dalam menopang proses produksi agar lebih terintegrasi, efisien, dan produktif.
Menurut Janu, industri Internet of Things (IoT) di Indonesia mulai tumbuh dengan perkiraan pangsa pasar mencapai Rp444 triliun pada 2022.
“Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar Rp192,1 triliun, disusul platform Rp156,8 Triliun, perangkat IoT Rp56 Triliun, serta network and gateway Rp39,1 triliun,” jelasnya.
Berdasarkan penelitian McKinsey, infrastruktur digital akan memberikan peluang hingga 150 miliar dolar AS terhadap perekonomian nasional di tahun 2025.
Apalagi, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia, mencapai 143,26 juta orang atau lebih dari 50 persen total penduduk di Indonesia.
Melihat peluang tersebut, Janu mengatakan Kementerian Perindustrian mengambil langkah pengembangan serta fasilitasi untuk mendukung pertumbuhan industri seperti pembangunan infrastruktur, regulasi dan pendidikan terkait ekonomi digital untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia telah siap untuk masuk ke dalam tren teknologi digital secara global.
“Kehadiran Palapa Ring dan ketersediaan internet cepat diharapkan bisa mengakselerasi inklusi masyarakat ke dalam aktivitas ekonomi digital,” pungkasnya.
Baca juga: Kominfo pamerkan Palapa Ring di WSIS Jenewa
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019