"Panwas di Malaysia dituduh ikut BPN, dia (Yazza) akan menjelaskan, akan mengklarifikasi. Tapi saya menjelaskan bukan Ketua Panwas LN Malaysia yang foto itu," ujar Komisioner Bawaslu RI, Rahmat Bagja, di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat.
Nama Yazza menjadi perbincangan saat mengonfirmasi terkait kebenaran surat suara yang sengaja dicoblos di Bandar Baru, Bangi, Selangor, Malaysia.
Usai kemunculan video tersebut, muncul foto di media sosial yang mengaitkan Ketua Panwaslu Kuala Lumpur itu tidak netral dan tergabung dalam relawan Prabowo-Sandi.
Perempuan yang dianggap mirip Yazza tengah berfoto bersama dengan memakai kemeja biru dengan logo garuda merah sembari mengacungkan dua jari khas pendukung Prabowo-Sandi.
Menurut Bagja, setelah dikonfirmasi ke yang bersangkutan, Yazza membantah bahwa foto yang beredar itu merupakan dirinya. Diketahui, nama perempuan yang dianggap mirip bernama Idawati Murdaningrum.
"Lebih baik Ketua Panwaslunya yang melaporkan. Setelah diselidiki, Idawati Murdaningrum orangnya (yang dianggap Yazza). Jadi dipastikan itu tidak benar," kata dia.
Selain itu, Afif memastikan seluruh Panwaslu dalam dan luar negeri tidak berafiliansi dengan partai politik manapun. Mereka secara tegas berkomitmen untuk bersikap netral.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Apabila menemukan adanya kejanggalan, masyarakat diimbau untuk melapor ke Bawaslu.
"Silakan saja laporkan kepada kami jika ada permasalahan, silakan telusuri betul atau tidaknya," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah, Joko Susilo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019