"Hari ini sudah dilakukan operasi SAR hari pertama namun belum membuahkan hasil sehingga pencarian akan dilanjutkan besok pagi," kata Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin, di Ambon, Jumat.
KM. Rahmat Wijaya dilaporkan berangkat dari Pelabuhan Tulehu Kabupaten Maluku Tengah menuju Pulau Banda dengan membawa muatan dan tujuh orang penumpang.
Kantor Basarnas awalnya menerima informasi pada Jumat (12/4) sekitar pukul 13:35 WIT bahwa KM Rahmat Wijaya mengalami mati mesin di sekitar perairan laut Banda pada koordinat diduga 4° 8' 47,77"S - 129° 17' 7,30"E berjarak sekitar 35 NM dari bibir pantai pulau Run atau mengarah 315,33° arah Barat Laut dari Pulau Run.
"Terima informasi dari Haji La Anggo (Masyarakat setempat) telah menerima telpon dari salah satu ABK Kapal Sabuk 106 atas nama Iriyanto yang melaporkan telah terjadi kapal mati mesin di perairan Laut Banda, arah Barat Laut dari Pulau Run," jelas Muslimin.
Iriyanto merupakan ABK KM Sabuk Nusantara 106 telah berkomunikasi dengan KM. Rahmat Wijaya menggunakan radio (CH-16) yang mengalami mati mesin di perairan Banda pada tangga 11 Aptil 2019 sekitar pukul 02:00 WIT, tambahnya.
Setelah menerima informasi tersebut, tim Pos SR Banda dibantu warga setempat menggunakan RIB 07 menuju lokasi pencarian.
"Ada empat personel tim SAR Pos Banda dibantu warga setempat telah melakukan pencarian namun hari ini belum membuahkan hasil sehingga operasi SAR akan dilanjutkan besok pagi," ujarnya.
Baca juga: Kapal nelayan mati mesin di perairan Kolaka-Sultra dievakuasi tim SAR
Baca juga: Paus mati diduga terkena sayatan baling-baling kapal
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019