Mereka telah berada di bawah pengawasan Rudenim Pekanbaru sejak tanggal 27 Juli 2013, kurang lebih selama enam tahun
Satu keluarga pengungsi asal Iran, yang selama ini ditampung di Kota Pekanbaru, Riau, pulang dengan sukarela ke negara asal setelah dipastikan tidak mendapat suaka di negara ketiga atau "final rejected person".
Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru Junior Sigalingging di Pekanbaru, Senin, mengatakan pengungsi asal Iran tersebut pulang dengan program pemulangan secara sukarela (Assited Voluntary Return/AVR) yang difasilitasi oleh organisasi internasional untuk pengungsi atau IOM bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi dan organisasi PBB yang menangani pengungsi atau UNHCR
"Kepala keluarga atas nama Mohammad Husaain Mazraeh warga negara Iran berstatus 'final rejected person'," ujar Junior.
Keluarga pengungsi asal Iran tersebut terdiri dari suami-isteri dan dua anak. Mereka ialah Mohammad Hussain Mazraeh, Behjat Mazraeh, dan dua anaknya yang bernama Kautsar Mazraeh dan Osman Mazraeh. Mereka selama ini ditampung di WIsma Indah Sari, Pekanbaru, di bawah pengawasan Rudenim Pekanbaru.
"Mereka telah berada di bawah pengawasan Rudenim Pekanbaru sejak tanggal 27 Juli 2013, kurang lebih selama enam tahun," ucapnya.
Junir menjelaskan, keluarga tersebut mendapat dokumen perjalanan oleh Kedutaan Besar Republik Islam Iran dengan nomor 204/216/675 pada tanggal 8 April 2019 berlaku hingga 28 April 2019.
Keluarga tersebut diberangkatkan dari Pekanbaru ke Jakarta melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 179 pukul 16.35 WIB. Kemudian mereka akan menyambung dari Bandara Soekarno-Hatta ke Iran dengan pesawat Qatar Airways pukul 00.40 WIB.
Dengan begitu, lanjutnya, ada 1.144 deteni yang kini berada dalam pengawasan Rudenim Pekanbaru. Mereka terdiri dari pengungsi sebanyak 1.129 orang, final rejected person sembilan orang, "immigratoir" tiga orang dan pengungsi mandiri yang tidak difasilitasi IOM ada 12 orang.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019